Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Istri Bupati Katingan Lebih Takut Kehilangan Suami Ketimbang Jabatan

  • Oleh Oktrika Nugraheni
  • 25 Januari 2017 - 16:50 WIB

CURAHAN hati istri Bupati Katingan Endang Susilawatie cukup membuat publik tercengang. Bagaimana tidak, tanpa reserve, ternyata Wakil Ketua DPRD Katingan itu, lebih mempertahankan rumah tangganya ketimbang kehilangan suami yang sudah berbuat selingkuh, dan telah menodai jalinan cinta, dan kasih di antara mereka.

"Saya tidak takut kehilangan jabatan. Saya lebih takut kehilangan suami, daripada jabatan," ujar istri Bupati Katingan, Endang Susilawatie kepada pers.

Terungkapnya kasus perselingkuhan bupati Katingan itu, alhasil menjadi perbincangan ramai di media sosial. Tidak sedikit yang mempertanyakan, mengapa Endang masih menerima sang suami, yang telah berpaling ke perempuan lain. Selain alasan moral, banyak yang mencibir, karena Bupati Tengli, sampai tega mencederai cinta sang istri, yang menurut para netizen ternyata lebih cantik dibanding Faride Yeni teman selingkuh suaminya.

Endang memang tegar menghadapi badai pengkhianatan suaminya itu. Perempuan 40-an tahun itu, menunjukkan sikapnya yang bakal setia mendampingi sang suami, Ahmad Yantenglie, yang saat ini menghadapi Pansus DPRD dan penyidikan Polda Kalimantan Tengah atas kasus perselingkuhannya dengan istri seorang polisi.

Alasan Endang, semua kaum perempuan memiliki masalah dalam rumah tangga. Dia menggambarkan, manusia dicoba dengan segala penyakit, kadang manusia dipisahkan oleh maut saat keduanya sedang saling menyayangi. "Mendingan kalau saya sekarang, suami saya dengan perempuan lain, saya masih bisa berkomunikasi dengan suami. Kalau saya ditinggal mati oleh suami seumur hidup, saya tidak akan pernah melihat suami lagi," tuturnya saat diwawancarai Borneonews.co.id.

Sebagai istri dan seorang pemimpin di legislatif, Endang Susilawatie berusaha tegar dan profesional. Meski kasus perselingkuhan suaminya dengan pegawai di RSUD Kasongan itu telah mencuat, ia tetap menjalani kesehariannya seperti biasa. Ia rajin menghadiri sidang paripurna dan ikut dalam pembahasan sidang. "Kalau saya ingin menangis, saya menangis sendiri, tapi kalau ketemu orang saya tidak ingin menangis," akunya.

Menurutnya, sebagai kaum perempuan harus kuat ketika menghadapi cobaan seberat apapun. "Untuk apa kalian dulu memilih saya dan memilih suami saya sebagai bupati di Katingan kalau saya tidak menegakkan kekuatan saya sebagai perempuan," imbuhnya.

Punya alasan kuat

Langkah Endang untuk mempertahankan rumah tangganya, sangat luar biasa. Sebab, di zaman emansipasi perempuan seperti sekarang ini, tidak banyak istri yang tetap mempertahankan rumah tangganya, meski telah dinodai. Berbanding terbalik dengan banyaknya istri, terutama dari kalangan selebritas, yang menggugat cerai suaminya karena kasus perselingkuhan, atau soal lainnya. Berdasarkan data Pengadilan Agama Pangkalan Bun, sepanjang 2016 ada 534 kasus gugat cerai di tiga kabupaten yakni Kotawaringin Barat, Lamandau, dan Sukamara.  

Menurut pengamatan penulis, rata-rata perempuan yang berani menggugat cerai suaminya adalah memiliki kemandirian secara finansial. Sehingga mereka tidak takut bercerai dengan suami yang telah menyakitinya. Namun, berbanding terbalik dengan Endang Susilawatie. 

Meskipun memiliki kemandirian secara finansial, bahkan kedudukan tinggi di kursi legislatif, Ketua Tim Penggerak PKK Katingan ini, tetap mempertahankan sang suami. Di luar itu, perempuan berkulit putih ini, terlihat masih segar, dengan penampilan terjaga, menarik, dan sangat mungkin membuat pria bertekuk lutut di hadapannya. Tindakan Endang pun menimbulkan kontroversi di kalangan netizen. Ada yang menyayangkan, namun tidak sedikit yang mendukungnya. 

Apapun itu, pasti ada alasan khusus, dan sangat personal kenapa Endang bertahan. Saya tidak mengetahui secara pasti pertimbangannya. Namun secara umum, ada beberapa alasan yang mendorong perempuan bertahan dengan pernikahannya, meskipun suami telah mendua: 

1. Tidak siap hidup sendiri

Sebagian perempuan bertahan karena tidak siap hidup sendiri dan menyandang status janda. Mereka juga tidak siap jika harus mencari pengganti. 

2. Alasan finansial 

Perempuan yang tidak memiliki penghasilan sendiri, cenderung memaafkan pasangannya yang berselingkuh, karena takut kehilangan sumber pendapatan dari suami. Alias, mereka tidak siap memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.  

3. Sadar memiliki kekurangan

Adapula perempuan yang bertahan dengan suami selingkuh, karena menyadari dirinya tidaklah sempurna atau memiliki kekurangan. Misalnya, menderita suatu penyakit hingga tidak bia melayani suami dengan maksimal, atau yang lebih ekstrem, pernah melakukan hal yang sama.

4. Pantangan dari keluarga

Selain itu, ada istri yang bertahan tidak bercerai meski telah disakiti, karena ada tradisi pantang bercerai dalam berumah tangga. Salah satu pertimbangannya, kehadiran anak. Kemudian ada juga yang merasa gengsi atau menjaga nama baik keturunan keluarga.  

Sekali lagi, saya tidak menyebut alasan Endang Susilawatie ada di antara empat poin tersebut di atas. Namun yang pasti, Endang punya alasan kuat. Apapun alasan itu, semoga saja perempuan tegar ini bisa berdamai dengan hatinya yang bergejolak. (OKTRIKA NUGRAHENI/N). 

Berita Terbaru