Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dokter Muda Asal Pulang Pisau Ini Sosialisasikan Manfaat JKN-KIS Kepada Masyarakat Perdesaan

  • Oleh Rokim
  • 27 Februari 2017 - 20:28 WIB

BORNEONEWS, Pulang Pisau - Sejak 1 Januari 2014 pemerintah mulai memberlakukan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kepada seluruh rakyat Indonesia. Dua tahun kemudian diberlakukan pula Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang merupakan program dari Presiden Joko Widodo.

Kedua program kesehatan ini sama-sama dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Tergetnya sesuai amanah undang-undang pada 2019 seluruh rakyat Indonesia harus sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan.

Agar program JKN-KIS bisa dirasakan seluruh rakyat Indonesia, maka pemerintah tidak hanya membebankan kepada BPJS Kesehatan untuk 'mengajak' atau mengimbau masyarakat menjadi peserta KIS, khususnya jalur mandiri dari JKN.

Seperti yang dilakukan Puskesmas Tahai ini. Puskesmas yang terletak di Desa Tahai Jaya, Kecamayan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah ini baru diresmikan pada 11 November 2016, namun sudah gencar membantu BPJS Kesehatan mensosialisasikan manfaat program JKN-KIS kepada masyarakat.

Kali ini Puskesmas Tahai yang dipimpin oleh dokter Andri Yogi Putra mensosialisasikan manfaat program JKN-KIS kepada aparat desa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama di wilayah Tahai Jaya, Tahai Baru, dan Badirih, Jumat (24/2/2017) pagi.

Dalam sosialisasi ini banyak manfaatkan program JKN-KIS yang disampaikan dokter muda kelahiran Pulang Pisau iniR. Salah satunya semua biaya pengobatan ditanggung pemerintah baik itu pemeriksaan biasa, tindakan medis seperti operasi, bahkan hingga ambulance disediakan gratis.

Hanya saja untuk mendapatkan layanan gratis itu masyarakat harus menjadi peserta BPJS Kesehatan. Khusus program KIS biaya premi sudah dibayar pemerintah, karena rata-rata penerima manfaatnya adalah masyarakat miskin.

Sedangkan untuk program JKN ada yang dari jalur mandiri maupun ada yang dibayarkan oleh pemerintah atau perusahaan, khususnya dari karyawan atau pegawai.

Dokter Yogi mengatakan cakupan desa yang dilayani Puskesmas Tahai sekitar delapan desa dan saat ini terdata hampir 80 persen pasien yang dilayani merupakan peserta BPJS Kesehatan.

Meski baru diresmikan dua bulan lebih, namun sejak awal Puskesmas Tahai tetap konsisten melayani pasien JKN-KIS meski statusnya masih berintegrasi dengan Puskesmas Maliku sebagai puskesmas induk sambil menunggu kode registrasi puskesmas dari Kementerian Kesehatan sebagai syarat dapat kerjasama secara mandiri dengan BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya. (ROKIM/B-6)

Berita Terbaru