Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Judi Ketangkasan di Sampit Sediakan Puluhan Mesin dari Berbagai Jenis Permainan

  • Oleh Naco
  • 20 Maret 2017 - 09:20 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Di tengah gencar-gencarnya sejumlah ulama meminta agar tempat prostitusi dan penjualan minuman keras ditutup belakangan ini pelaku usaha penyakit masyarakat nampaknya melakukan usaha dengan jenis kegiatan lain, salah satunya judi ketangkasan bingo. Tidak tanggung-tanggung satu tempat menyediakan puluhan mesin judi dengan berbagai jenis permainan.

"Kalau untuk mesinnya banyak, yang jelas lebih dari 20 unit, macam-macam permainannya, kalau mau main beli koin minimal Rp10 ribu belinya, pakai koin itu mainnya," beber MR warga Kecamatan MB Ketapang, dibincangi Borneonews, Senin (20/3/2017).

Modus diduga tempat judi tersebut, pengusaha menggunakan dua pintu ruko yang berlokasi di Jalan Kapten Mulyono, Sampit di depan salah satu ruko terpasang sebuah spanduk bergambar ayam dan bebek tanpa ada tulisan apapun. Namun ruko itu sendiri pintu depannya tidak pernah dibuka.

Jika ingin masuk lewat pintu belakang yang menghadap ke gang yang berada di samping bangunan tersebut. Di dalam bangunan itulah informasinya puluhan unit mesin judi bingo ditempatkan. Tidak diketahui secara persis siapa pemiliknya, namun menurut warga yang sering berkunjung di tempat tersebut pemain yang datang sebagian besar justru bukan warga dari kawasan sekitar.

"Yang main ke situ kebanyakan orang jauh, dan justru saya melihat warga sekitar sepertinya banyak yang tidak begitu tahu, atau memang masyarakat sekitar tahu saja tapi mereka tidak berani berbuat banyak, karena yang datang justru banyak orang jauh saya melihat," ujar MR.

Sementara itu, masyarakat sekitar menyayangkan permaian yang dinilai mengandung judi ding-dong itu dibiarkan begitu saja. Padahal menurut mereka kegiatan itu dinilai meresahkan.

"Masyarakat sekitar ada saja yang tahu, termasuk saya sendiri, dan kami sebenarnya menolak tapi tidak bisa berbuat banyak," ujar salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya.

Bahkan, menurutnya, yang disayangkan saat para ulama menolak kegiatan semacam itu fakta yang terjadi masih ada yang melakukan kegiatan semacam itu, bahkan lokasinya berada di kawasan padat penduduk. (NACO/B-5)


TAGS:

Berita Terbaru