Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

PT SSMS Tbk dan Yayasan BOS Kembali Menginisiasi Pelepasliaran Orangutan

  • Oleh Roni Sahala
  • 05 April 2017 - 07:50 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), anak perusahaan Citra Borneo Indah (CBI) Group dan Yayasan BOS kembali menginisisasi pelepasliaran orangutan. Bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, sebanyak 12 orangutan dilepaskan ke Pulau Salat, Pulang Pisau, Rabu (5/4/2017).

Sebelumnya, tujuh orangutan dilepaskan di Pulau Badak Kecil, Kawasan Pulau Salat, Desa Pilang, Kecamatan Jabiren Raya, Pulang Pisau, Kamis (3/11/2016). Orangutan yang dikembalikan ke habitatnya itu telah menjalani program reintroduksi di fasilitas Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Nyaru Menteng, Palangka Raya, Kalteng. Pulau Salat sebelumnya lahan masyarakat yang dibeli untuk kepentingan konservasi.

Direktur Utama PT SSMS Tbk Vallauthan Subraminam menyampaikan, keikutsertaan pihaknya merupakan komitmen mengikuti tata kelola lingkungan yang lestari atau berkelanjutan. Ini juga merupakan pembuktian industri bisa berjalan seiring dengan upaya konservasi.

'Kami sangat menyadari pentingnya upaya pelestarian habitat dan ekosistem, terutama di Kalimantan Tengah ini," kata Vallauthan.

Seperti diberitakan, kegiatan ini merupakan tahap akhir rehabilitasi atau disebut pra pelepasliaran. Setelah menjalani tahap ini dan dinyatakan memenuhi syarat, baru primata-primata endemik itu benar-benar dilepaskan ke hutan alami.

"Tahap ini perlu dilaksanakan di lingkungan alami yang aman dan terkendali, dan pulau berhutan merupakan lokasi ideal," kata Koordinator Komunikasi dan Edukasi BOS Nyaru Menteng, Monterado 'Agung' Fridman.

Destinasi wisata

Pada 3 November 2016, Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran berkesempatan melepasliarkan tujuh orangutan, di Pulau Badak Kecil, Kawasan Pulau Salat, Pulang Pisau itu. Dengan pelepasliaran yang diinisiasi perusahaan yang didirikan oleh pengusaha nasional H Abdul Rasyid AS dan Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) itu, Gubernur berharap dapat berdampak bagi semua pemangku kepentingan, pemerintah, lingkungan, dan masyarakat.

"Ke depan wilayah Pulau Badak di Desa Pilang ini dapat menjadi salah satu destinasi wisata di Kalimantan Tengah yang berwawaskan lingkungan, selain Tanjung Puting," kata Gubernur Sugianto Sabran.

Saat itu, Gubernur meminta Dinas Pariwisata Kalimantan Tengah dan Kabupaten Pulang Pisau saling koordinasi dalam mengembangkan potensi yang sudah ada tersebut. "Ini kalau betul dikelola dengan baik akan mendongkrak PAD Pulang Pisau, yang berdampak juga pada meningkatkan perekonomian masyarakat."

Dalam pesannya, Gubernur Kalteng mengatakan, apa yang menjadi keunikan dan kelebihan itu, harus menjadi nilai jual untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. "Untuk memajukan daerah kalau kita cuma berharap pada APBN, tidak mungkin."

Dengan semangat itu, Gubernur mengapresiasi upaya riil yang telah dilakukan Yayasan BOS menjalin kerja sama dengan PT. SSMS Tbk, dalam melestarikan orangutan dan habitatnya.

Ketika itu, Vallauthan Subraminam mengatakan, PT. SSMS Tbk, sangat menjunjung tinggi dan berkomitmen dalam pengelolaan perkebunan, mengikuti kaidah tata kelola lingkungan yang lestari dan sustainable. Hal tersebut sesuai tata nilai perusahaan, yaitu care for the environment. "Dengan penyediaan wilayah areal yang sudah dimiliki BOS, kami siap memberikan dukungan dengan pemangku kepentingan lainnya."

Vallauthan berharap proyek ini berlanjut dan memberikan manfaat bagi pelaku kepentingan dan masyarakat, serta pulau tersebut dapat menjadi ikon Kabupaten Pulang Pisau dan Provinsi Kalimantan Tengah serta menjadi salah satu destinasi selain Tanjung Puting. Dalam kerja sama tersebut PT. SSMS menyediakan wilayah seluas 1.434 hektare ditambah areal yang sudah dimiliki BOS di kawasan Pulau Salat.

"Kami tertantang untuk menunjukkan, bisnis yang sustainable bisa berjalan seiring dengan upaya konservasi," tambahnya. (RONI SAHALA/N).

Berita Terbaru