BORNEONEWS, Sampit - Kepolisian didesak tidak hanya mengusut masalah perizinan galian C saja. Tetapi yang harus diperhatikan adalah persoalan aliran retribusi galian C itu.

'Tidak mungkin pengusaha galian C berani bekerja kalau tidak ada oknum kuat di belakang mereka yang memberi angin agar mereka terus bekerja. Makanya selama ini usaha galian C tidak pernah tersentuh dan aman bekerja tanpa mengantongi izin,' kata Koordinator Forum Bersama (Forbes) LSM Kotim, Audy Valent, Sabtu (15/4/2017).

Apalagi, menurut Audy, kegiatan itu menggunakan alat berat dan lokasinya tidak jauh dari kota. Dalam aturan tegas menyebutkan kegiatan galian C khusus di Jalan Jenderal Sudirman yang diperbolehkan di atas kilometer 12, namun yang terjadi tanah di bawah kilometer itu masih terlihat aktivitasnya.

Hal tersebut, menurut Audy yang menjadi tanda tanya besar mengapa sampai terjadi. Dari itu dirinya mendesak agar aparat kepolisian yang menangani masalah ini mengusut sampai tuntas permasalahan ini.

Karena ini merupakan kebocoran dari pendapatan asli daerah (PAD) Kotim.

"Yang kita sesalkan itu pengusaha ini bekerja dengan leluasa tanpa memiliki izin dan tanpa ada rasa takut,' ucap Audy.

Dari itu Audy meminta selain masalah perizinan yang juga harus ditertibkan yakni soal retribusi usaha itu selama ini, ke mana aliran dananya. "Kami mendesak agar masalah retribusi ini juga diusut,' tegas Audy. (NACO/B-11)