Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Cuma Tinggal di Gubuk 3x4 Meter, Kakek 68 Tahun Ini juga Harus Banting Tulang Nafkahi Tiga Anak dan Istrinya

  • 24 April 2017 - 16:40 WIB

BORNEONEWS, Kuala Kapuas - Kondisi fisik yang sudah tidak lagi muda membuat Ines (68) bersama istrinya Idah (36) harus bekerja sebagai pemulang untuk menghidupi keluarga kecilnya.

Terlebih, bapak tiga anak itu harus terus menghidupi anaknya, yakni Kelisnawati (6), Seprudin (3), dan Lestiani (13 bulan). Kakek tersebut harus tetap bekerja meskipun hanya sebagai pengais sampah plastik.

Menurut Ines, singkong merupakan makanan pokok sehari-hari keluarga ini agar bisa terus menyambung hidup. "Biasanya singkong kami rebus dan dimakan," katanya, Senin (24/4/2017).

Keluarga ini juga tidak punya rumah yang layak. Mereka tinggal di gubuk tak layak huni berukuran 3 x 4 meter. Kondisinya sangat memprihatinkan berdiri di lokasi yang sepi penduduk, jauh dari warga setempat.

"Sudah sekitar 8 tahun saya tinggal di gubuk ini. Dulunya saya tinggal di Buntok Kabupaten Barito Selatan. Hidup susah membawa perjalanan saya ke Kapuas dan menikah dengan Idah warga Jalan Mahakam Kuala Kapuas. Hidup susah ternyata tak bisa lepas dari diri saya. Begitupun saya tidak memiliki uang untuk membeli tanah, akhirnya kami membangun gubuk kecil di tepi sungai jalur jalan perusahaan ini," kata Ines dengan nada lirih.

Gubuk beratapkan daun rumbia dan berdinding papan yang sudah lapuk itu berdiri di tanah milik PT LAK, sebuah perusahaan sawit di Desa Talekong Punai RT 5 Kecamatan Kapuas Murung, Kabupaten Kapuas. Karena gubuk yang ditempatinya jauh dari tetangga, maka jarang tetangga yang memberi atau mengantar makanan.

"Pak Ines dulu bekerja membersihkan lokasi tanaman sawit milik PT LAK, namun karena sudah tua membuat dia tidak bisa bekerja berat lagi dan kini hanya bekerja sebagai pemulung," kata Idah, warga setempat, Senin(24/4/2017). (DJEMMY NAPOLEON/B-5)

Berita Terbaru