Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Orangutan Albino Terselamatkan Berkat Program Polres Kapuas

  • Oleh Roni Sahala
  • 01 Mei 2017 - 05:46 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Individu orangutan dengan kulit dan bulu berwarna putih, yang diduga akibat kekurangan zat warna tubuh atau disebut albino, berhasil terselamatkan berkat program Polres Kapuas. Orangutan dengan kondisi genetik langka itu kini berada dalam pengawasan medis.

"Sesuai perintah atasan dan program kita, kita sosialisasikan dan warga tersebut bersedia menyerahkan (orangutan)," kata Kepala Polisi Sektor Kapuas Hulu, Iptu Purnomo, Minggu (1/5/2017).

Polres Kapuas pasca tragedi pembunuhan orangutan untuk dikonsumsi oleh sejumlah buruh di areal PT Susantri Permai, di Kecamatan Kapuas Hulu, langsung membuat program terkait upaya perlindungan orangutan. 

Di bawah kepemimpinan AKBP Jukiman Situmorang, aparat kepolisian di jajaran Polres Kapuas ditugaskan untuk mensosialisasikan tentang primata langka dengan nama lain Mawas tersebut.

Adapun bentuk sosialisasi yakni, menjelaskan alasan perlindungan serta dampak hukum jika memelihara atau tindakan lain diluar aturan terhadap satwa ebdemik di Pulau Kalimantan dan Sumatera tersebut.

Berkat program inilah warga di Desa Tenggirang Kecamatan Kepuas Hulu bersedia menyerahkan satu individu orangutan yang diduga mengalami albinisme. Warga itu menyerahkan satwa dilindungi tersebut ke kepolisian pada Sabtu (29/4/2017).

Selain orangutan albinisme itu, sebelumnya sudah beberapa warga yang juga menyerahkan orangutan ke kepolisian. Tercatat ada tiga individu diserahkan ke Polsek Kapuas Tengah kurang dari satu bulan.

Orangutan mengidap albinisme berdasarkan tulisan Nina Kette Gabrovsek dalam bukunya berjudul "Belly, the Albino Orangutan" cukup langka. Diperkirakan hanya ada satu orangutan dengan kondisi ini di antara 10.000 orangutan.

Mengacu pada angka itu, diperkirakan dari total kurang dari 46.000 orangutan yang ada, hanya ada kurang dari 5 individu yang mengalami kesalahan genetik seperti ini. Adapun individu pertama ditemukan di Sumatra, yang kemudian menjadi bahan penelitian Nina.

Dari kesimpulan itu maka boleh disimpulkan sisa kurang dari 4 individu lagi ada di Kalimantan. Sebap populasi orangutan di Pulau Sumatera hanya sekitar 6.000 dan 40.000 lebih berada di Pulau Kalimantan. (RONI SAHALA/N).''''

Berita Terbaru