Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Rencana Perjalanan Istimewa Vallauthan ke Pulau Salat

  • Oleh Nazir Amin
  • 28 Mei 2017 - 00:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Jika tak ada aral melintang, Minggu (28/5/2017), Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) Vallauthan Subraminam kembali berkunjung ke Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau. Kunjungannya kali ini, istimewa karena ia mengawal Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan Haji Abdul Rasyid AS, pemilik konglomerasi Citra Borneo Indah (CBI) Group, dan PT SSMS Tbk.

Pulau Salat, Jabiren Raya, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, wilayah pra rilis orangutan atas kerja sama berbagai pihak. Antara lain, Pemprov Kalteng, Pemkab Pulang Pisau, BKSDA Kalteng, masyarakat, Yayasan BOS, PT SSMS Tbk. Juga ada para mitra global, seperti John Cochrane dari Australia, Constance Travis Charitable Trust, BOS Australia, BOS Jerman, BOS Swiss, dan World Animal Protection (WAP) yang telah membantu mendanai inisiatif sangat penting itu.

"Meski lokasinya tergolong jauh, dan perjalanannya cukup melelahkan, tetapi saya senang datang lagi, syukur-syukur bisa bertemu orangutan yang sudah kami lepaskan," kata Vallauthan Subraminam sambil tertawa dalam perbincangan, di Pangkalan Bun, Sabtu (27/5/2017).

Dalam tiga bulan terakhir ini, Vallauthan Subraminam sudah tiga kali ke wilayah konservasi lingkungan yang diinisiasi PT SSMS Tbk, dan CBI Group itu. Lulusan Institut Supervisiory Management, Inggris itu mengaku, tak ada kata lelah dalam kamus hidupnya. Menurut profesional yang hampir 40 tahun malang melintang dalam bidang perkebunan dan industri sawit ini, waktu yang diberi Tuhan harus maksimal digunakan, dengan hasil maksimal untuk kemaslahatan umat manusia.

"Apapun harus kita kerjakan penuh tanggung jawab, untuk mencapai hasil yang bisa dimanfaatkan semua pihak," kata pria yang bergabung dalam manajemen PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk, sejak 2007 (sampai 2012) sebagai Regional Head itu.

Vallauthan Subraminam menceritakan, keseriusannya dalam pelestarian lingkungan, sejalan dengan visi dan misi Haji Abdul Rasyid AS, pemilik perusahaan yang dipimpinnya sejak 2016. Bukan semata menjalankan kewajiban perusahaan berkelanjutan atau sustainable business, tetapi memang sudah menjadi garis tegas yang ditarik oleh owner.

"Pak Rasyid tak mau manajemen menjalankan roda perusahaan, demi memperoleh keuntungan semata. Perusahaan juga harus menjaga lingkungan, untuk memenuhi kebutuhan masa depan generasi penerus," kata mantan Executive Director di PT Domba Mas Group itu.

Lagi pula menurut pria yang karib disapa Pak Valla ini, lingkungan adalah sebagian ciptaan Tuhan dan manusia harus bertanggung jawab atas kelestarian nya. Dulu kemungkinan kita kurang peduli, karena kurang paham terhadap lingkungan, tetapi sekarang kita dengan mudah dapat begitu banyak informasi tentang lingkungan dan hubungan lingkungan terhadap iklim.

Dengan pengetahuan yang baru itu, menurut Pak Valla, manusia tidak boleh lagi berdiam, tapi harus mengambil langkah-langkah positif untuk mencari solusi terbaik menciptakan kelestarian lingkungan. "Kami ingin sebagai solusi kelestarian lingkungan dan jadikan biodiversity yang kaya ini sebagai warisan provinsi ini dan generasi masa depan."

Dalam rilis Joko Triyanto, Kepala Departemen Konservasi Lingkungan dan K3 PT. Sawit Sumbermas Sarana, tbk., menyebutkan, rencananya, Minggu pukul 10.00-12.00 WIB, Gubernur Sugianto, H. Abdul Rasyid, dan Vallauthan Subraminam akan melepas Orangutan, seperti kegiatan sebelumnya. Catatan yang ada menyebutkan, ini kali kedua Sugianto Sabran, dan pertama bagi Haji Abdul Rasyid, serta ketiga untuk Vallauthan Subraminam mengikuti agenda pelepasan orangutan di Pulau Salat.

Kelola lahan berhutan

Sebelumnya, Rabu (5/4/2017) dalam kunjungannya ke Pulau Salat untuk kegiatan pelepasan 12 orangutan, Vallauthan Subraminam mengatakan, masih banyak peluang yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan pemanfaatan hutan di kawasan PT SSMS Tbk, khususnya untuk pelestarian orangutan.

Upaya penyelamatan orangutan di Kalteng membutuhkan kawasan hutan cukup besar. Untuk itu, Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) telah bekerja bersama dengan PT SSMS Tbk dalam mengelola lahan berhutan seluas 2.100 hektare di Pulau Salat. Valla menyebutkan, dalam hal ini pihaknya didukung pemerintah daerah untuk mengusahakan seluruh kawasan tersebut termanfaatkan dengan baik dan maksimal.

Hingga saat ini, sudah lebih dari 20 orangutan yang dipindahkan ke Pulau Salat dalam pra pelepasliaran. Pulau Salat, menurut Vallauthan, masih mampu menampung hingga 200 orangutan. Kondisi hutan yang ada dinilai baik dan berkualitas, terisolasi oleh air sungai sepanjang tahun, tidak teridentifikasi memiliki populasi orangutan liar, cukup luas untuk mendukung kemampuan adaptasi, sosialisasi, dan ketersediaan pakan orangutan.

Luas lahan di kawasan itu yang diusahakan oleh Yayasan BOS, 655 hektare, sedangkan oleh perusahaan yang didirikan oleh pengusaha nasional H Abdul Rasyid AS ini 1.434 hektare.

"PT SSMS Tbk, berkomitmen dalam pengelolaan perkebunan, mengikuti kaidah tata kelola lingkungan lestari dan sustainable. Hal itu sesuai tata nilai perusahaan yakni care for the environment," kata Vallauthan Subraminam kepada James Donny, di Pulau Salat, 5 April 2017. (NAZIR AMIN/B-2).

Berita Terbaru