BORNEONEWS, Palangka Raya -  Sejak tahun 1991 hingga 2011, Eses (47) bekerja di salah satu perusahaan besar di Kalimantan Barat. Sejak usianya 18 tahun pekerjaan di perusahaan kayu ini ia lakoni. Setelah menikah dan memiliki anak, Eses menyadari bahwa sekian banyak waktunya hanya dihabiskan untuk bekerja, hingga keluarlah keputusan besar dalam hidupnya.

"Tahun 2011 saya memilih keluar dari pekerjaan dan pindah ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah," tutur Eses kepada Borneonews.co.id, Kamis (1/6/2017) malam.

Begitu tiba di Palangka Raya, Eses bersama sang isteri menyewa sebuah ruko kecil. Berjualan sembako ia lakoni dengan modal dari gaji terakhir serta pesangon dari perusahaan yang ia tinggalkan. Jika di perusahaan lama waktu kerjanya habis-habisan, memiliki usaha sendiri membuat Eses mampu mengatur waktunya.

"Kalau di perusahaan, apalagi perusahaan kayu kan, habis-habisan wakti di hutan saja. Tidak ada seperti orang yang bisa refeshing. Bahkan hari Minggu juga tetap kerja. Sekarang kalau rasanya capek istirahat dulu, kalau dulu mana bisa. Istirahat setengah 11 siang, masuk lagi pukul 1 siang. Tidur siangpun tidak sempat," katanya.

Kini selain sang isteri yang tetap berjualan sembako, Eses juga membuka bengkel kecil di Jalan G. Obos simpang Temanggung Tilung, Palangka Raya.

"Pengalaman saya waktu di perusahaan saya gunakan untuk buka usaha sendiri. Dulu semua yang bisa saya pelajari, saya pelajari, termasuk perbengkelan. Ini yang saya gunakan kembali," tutupnya. (TESTI PRISCILLA/B-5)