Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Profesor Jepang Ini Beri Kisi Kembangkan Gambut Jadi Produktif

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 23 September 2017 - 14:50 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya ' Salah seorang profesor ahli gambut asal Jepang Mitsuru Osaki datang ke Pulang Pisau dan Kota Palangka Raya. Ia banyak mengupas masalah pengembangan gambut, dari hasil penelitiannya di berbagai daerah.

Pria yang berpengalaman meneliti gambut di Kalimantan Tengah (Kalteng) ini  hadir di Universitas Palangka Raya (UPR) Sabtu (23/9/2017),  dan mengulas beberapa kisi penanganan gambut menjadi lebih produktif berdasar hasil penelitiannya di depan mahasiswa program doktoral (S3).

UPR juga tidak asing dengan penelitian gambut. Bahkan universitas ini kaya dengan kerjasama penelitian internasional yang berkolaborasi dengan Hokkaido University Japan. Sedangkan kiprah Prof Osaki sekarang, ditunjuk menjadi Ketua Himpunan Gambut Jepang.

Kondisi gambut secara garis besar adalah menyimpan berbagai karakteristik yang tidak bisa disamakan. Akan tetapi yang perlu dipahami, kata Osaki, ada perbedaan mencolok antara gambut di daratan pedalaman dengan yang dipesisir atau dekat laut. Hal ini berkaitan dengan nutrisi yang masuk dan berhubungan pula dengan pengembangan tanamannya.

'Pada kubah gambut di daratan pedalaman akan berbeda dengan yang dekat laut. Sebab air laut akan bawa nutrisi. Sedangkan gambut yang jauh, hanya berhadap dari air hujan maka perlakukan harus berbeda' kata Osaki.

Perlakuan itu konsekuensinya antara lain berkaitan dengan asupan ke lahan gambut. Dengan kata lain, menentukan jenis dan besaran pupuk yang akan diinputkan. Ia buktikan penelitian air sungai Kahayan dan Danau air hitam Sabangau. 'Kalau dekat air laut, total mikroorganik jauh lebih tinggi. Ini berkontribusi tentang faktor kesuburan tanah,' katanya.

Osaki juga juga mengungkap beberapa kisi pengelolaan gambut supaya lebih produktif dibanding yang saat ini dilakukan banyak orang bahkan oleh perusahaan sekalipun. Yaitu tentang studi muka air tanah di lahan gambut. Banyak orang berpendapat tinggi muka air tanah yang rendah bagus untuk pengembangan tanaman perkebunan termasuk sawit. Ternyata hal itu tidak banyak pengaruh.

'Muka air tinggi pun bisa bagus, asalkan mengerti cara lalu lintas (transpor) pasokan nutrisi atau pupuk dan jenis pupuknya. Harus dipahami prinsipnya, yaitu ketersediaan oksigen, nutrisi dan air. Jangan salah persepsi kesuburan diraih dengan banyaknya pupuk' tegasnya. (ROZIQIN/B-5)

Berita Terbaru