Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Lelaki Paruh Baya Bersama Anak Tirinya Bersepeda Dari Banjarmasin ke Pangkalan Bun, Lalu Sampit

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 06 Oktober 2017 - 22:40 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Sungguh mengagumkan apa yang dilakukan pria paruh baya bernama Masrani, 50, ini. Warga Taluk Dalam, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, itu hanya menggunakan sepeda untuk berkunjung ke Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.

Dalam perjalanannya ke 'Kota Mentaya', ia ditemani anak tirinya yang berjenis kelamin perempuan. Keduanya nekat bersepeda ke Kota Sampit karena tidak memiliki uang untuk menumpang angkutan umum.

"Kata dia (Masrani), dirinya memang suka bersepeda, jadi untuk pergi ke Sampit ini dia nekat menggunakan sepeda," ungkap Ustadz Syarifudin, warga yang bertemu dengan Masrani dan anaknya, Jumat (6/10/2017).

Dari keterangan Ustadz Syarifudin, dia bertemu dengan Masrani secara tidak sengaja. Saat ia mampir di salah satu warung di Jalan Jendral Sudirman, datang seorang laki-laki bersama anaknya dengan mengendarai sepeda pancal. Saat itu, laki-laki itu berucap bahwa dia numpang berteduh sebentar.

Lalu Syarifudin bertanya dan langsung dijawab bahwa mereka baru saja dari Pangkalan Bun, dan rencananya mau ke Kota Besi untuk bersilaturahmi ke tempat keluarga.

"Katanya dia dari Banjarmasin ke Pangkalan Bun dengan menggunakan sepeda pancal dan sampai ke Sampit hingga mendatangi keluaganya di Kota Besi," kata Syarifudin.

Sang Ustadz juga menuturkan bahwa Masrani dan anaknya tidak terlihat membawa bekal sama sekali. Di mana dari keterangan Masrani, jika lapar dia mampir ke warung dan membeli makanan. Namun banyak dari pemilik warung yang tidak mau menerima uang. Hingga di kasih makan gratis karena iba dengan lelaki tua dan anaknya tersebut.

"Kalau dari penuturannya, dia ini hendak bersilaturahim ke tempat keluarganya yang ada di Kota Sampit dan Pangkalan Bun. Namun dia nekat dengan menggunakan sepeda," tutur Syarifudin lagi.

Ia mengungkapkan, ada ajaran yang bisa dipetik dari tindakan masrani dan anaknya. Mereka bedua berani pergi ke Kota Sampit naik sepeda dengan modal tawakal. Padahal mereka tidak memiliki banyak uang. Namun karena kepercayaan kepada Allah SWT dan tawakal yang sangat kuat, mereka sampai dengan selamat di Kotim. (MUHAMMAD HAMIM/B-3)

Berita Terbaru