Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tinggal Dua Komunitas Adat Terpencil di Kotawaringin Timur

  • Oleh Naco
  • 05 November 2018 - 17:46 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Anggota DPRD Kotawaringin Timur, Sarjono mengakui saat ini masih tersisa dua kelompok komunitas adat terpencil (KAT) atau biasa disebut dengan suku terasing di daerahnya

Keduanya mendiami  di sekitar Desa Lunuk Bagantung dan Desa Tumbang Tawan Kecamatan Bukit Santuai, Kabupaten Kotim. 

Menurut Wakil Ketua Komisi III itu jumlah itu sangat jauh dibandingkan 10 tahun  silam. Apalagi sebelum masuknya investasi di sektor perkebunan. 

"Dampak dari masuknya investasi membuat para warga suku terasing ini mulai membuka  diri  dengan orang luar," kata Sarjono, Senin (5/11/2018).

Selain itu pemerintah pusat juga gencar menyasar suku terasing ini melalui program berkelanjutan Kementerian Sosial melalui program pemberdayaannya.

Lanjutnya, KAT ini awalnya mendiami hutan-hutan dan hulu sungai, kehidupan mereka sangat tradisional sekali.

Mereka masih belum mengenal modernisasi tetapi sekarang melalui program pemerintah pusat itu jumlah komunitas ini mulai sedikit. Mereka bisa hidup berbaur dengan masyarakat umum.

Desa Tumbang Tawan misalnya masih ada 45 keluarga dan  Desa Lunuk Bagantung ada sekitar 50 kepala keluarga, sekarang mereka sudah jadi sasaran program dari Kemensos untuk membuka mata mereka dari ketertinggalan  melalui pogram pengentasan suku terasing.

Menurutnya komunitas itu baru mengenal bersosialisasi, berinteraksi  dan pola hidup sehat semenjak mereka masuk dalam program sasaran Kemensos. 

Sebelumnya mereka masih suka menghindar dan menutup diri dari pergaulan  luar komunitasnya.

Dia menekankan  agar program pengentasan KAT ini bisa berjalan dan bersinergi. Sebab,  proyek KAT ini dari pemerintah pusat sangat perlu pendampingan dari pemerintah kabupaten. Terutama untuk sektor anggarannya. (NACO/B-6)

Berita Terbaru