Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Petani Lamandau Keluhkan Rendahnya Harga Buah Kelapa Sawit

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 23 November 2018 - 16:16 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Petani dan pekebun kelapa sawit di Kabupaten Lamandau mengeluhkan kondisi harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir dinilai kian terpuruk. 

Padahal jika dalam kondisi normal harga jual TBS kelapa sawit berkisar antara Rp1.300,- sampai Rp1.500 per kilo, namun dalam beberapa bulan terakhir, harganya terus menurun hingga separuh lebih.

Hal itu seperti yang diungkapkan oleh salah seorang petani sawit di Lamandau, Eby Iriansen, saat dibincangi, Kamis (22/11/2018).

"Tentu hal ini (turunnya harga TBS) sangat kita rasakan dampaknya. Dua hari yang lalu, ketika saya panen (sawit) harganya cuma Rp550 perkilo. Itu harga di tingkat petani, kakau di pabrik saya kurang tau," ujarnya. 

Eby menyebut meski pada tahun-tahun sebelumnya juga terjadi penurunan harga, akan tetapi turunnya harga TBS kelapa sawit tahun ini merupakan yang paling lama terjadi. 

"Biasanya harga jual TBS juga turun, tetapi paling dua sampai tiga bulan harganya kembali normal. Tahun ini cukup lama, sudah hampir 6 bulan," terangnya.

Menurut dia, dengan turunnya harga TBS, secara otomatis tentu sangat memengaruhi roda perekonomian warga. 

"Harapan kita, semua pihak termasuk pemerintah bisa segera mencari solusi atas turunnya harga TBS kelapa sawit. Sehingga masyarakat yang sebagian besar menggantungkan mata pencahariannya dari hasil kebun kelapa sawit kembali membaik," harapnya. 

Saat ditanya apakah ada keinginan untuk mengganti tanaman kelapa sawit dengan jenis komoditi tanaman lain mengingat harga TBS yang semakin turun, Eby mengaku tidak akan berganti 

"Kalau saya pribadi tidak akan ganti ke tanaman lain. Karena selain biaya untuk pergantian tanaman yang mahal, tidak ada jaminan bahwa komoditi tanaman yang baru memiliki harga jual yang lebih baik dari kelapa sawit," tukasnya. (HENDI NURFALAH/B-6)

Berita Terbaru