Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kampanye Hitam Sawit Berdampak Sistemik

  • Oleh Naco
  • 20 Desember 2018 - 13:20 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Massa yang melakukan aksi di DPRD Kotim, Kamis (20/12/2018), menyebut, kampanye hitam sawit berdampak sistemik.

Dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD Kotawaringin Timur, Kamis (20/12/2018), seusai berorasi di depan kantor DPRD, massa membeberkan, harga sawit terjun bebas tidak lepas dari aksi boikot CPO asal Indonesia oleh Uni Eropa.

Menurut Gahara, penanggungjawab aksi, akibat aksi boikot itu sejumlah produsen besar Eropa seperti produk kesehatan hingga makanan ringan tidak lagi menerima ekspor CPO dari Indonesia sebagai bahan baku utama.

Masalah itu, kata dia, buntut dari kampanye hitam yang dilakukan LSM luar yang mengatasnamakan dirinya Greenpeace. Dalam kasus ini, LSM itu menuding PBS kelapa sawit merusak hutan hujan serta tidak ramah lingkungan.

"Walau kami tidak menampik ada oknum PBS yang nakal, kampanye hitam itu berdampak sistemik, di mana korbannya petani sawit yang ada di daerah," katanya.

Selama ini petani menggantungkan hidupnya dengan sawit sehingga sekarang mereka benar-benar sengsara. Karena petani memilih sawitnya membusuk di pohon ketimbang dipanen.

Itu terpaksa dilakukan karena biaya yang dikeluarkan untuk memanen jauh lebih besar dari nilai jual TBS yang dipanen. Dengan adanya aksi itu mereka berharap ada solusi konkrit dari pemerintah pusat melalui kebijakan internasional hingga Eropa tidak lagi memboikot CPO dari Indonesia.

Sementara itu, massa datang diterima oleh Ketua DPRD Kotim HM Jhon Krisli dan H Supriadi. Mereka tidak menampik anjloknya harga sawit karena masalah itu.

"Kami berharap ada solusi, kami dengarkan dulu apa masalahnya dan yang kini dihadapi petani," tegas Jhon sebelum RDP itu dimulai. (NACO/B-2)

Berita Terbaru