Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Minyak Sawit tak Bersertifikasi Bakal Merugikan 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 27 Desember 2018 - 19:36 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Tak ada cara paling efektif dalam menangkal maraknya kampanye negatif terhadap sawit kecuali mengantongi sertifikat berstandar internasional.

Analis MIDF Research mengatakan dengan tidak mengantongi standar Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) atau Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO), perusahaan sawit di Malaysia maupun Indonesia akan merugi. 

Namun dibutuhkan lobi tingkat tinggi untuk meyakinkan para pemangku kepentingan di Uni Eropa dan negara-negara Barat lainnya bahwa sertifikasi MSPO dan ISPO sudah memenuhi standar secara global.

Hal itu diyakini dapat meredam kampanye negatif terhadap sawit dari Eropa, terutama dari LSM, aktivis dan pegiat lingkungan di kawasan Benua Biru yang kerap menuding industri sawit sebagai pemicu deforestasi. 

Di Malaysia, standar MSPO akan diwajibkan pada akhir 2019. Ini bisa diterapkan pada perusahaan perkebunan yang telah mengantongi sertifikasi RSPO.

“MSPO memberikan daya saing dari sisi ekspor, terutama di negara-negara yang sensitif terhadap isu lingkungan, seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Australia,” tulis MIDF Research dalam risetnya, Kamis (27/12/2018).

“Jadi, ketiadaan sertifikat oleh perusahaan perkebunan akan merugikan. Namun demikian, untuk menjaga dua sertifikasi, yakni Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan MSPO atau ISPO, dapat berpotensi menggerus pendapatan perusahaan perkebunan," imbuhnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)


TAGS:

Berita Terbaru