BORNEONEWS, Palangka Raya - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mendukung terlaksananya pemilu damai 2019. PMII juga menolak hoaks, politisasi SARA, dan ujaran kebencian.

Hal itu mengemuka dalam diskusi dengan tema "Kita Indonesia, Kita Bhinneka Tunggal Ika". Kegiatan itu juga dihadiri Direktur Intelijen Polda Kalteng, Kombes Pol Tommi Walder Napitupulu dan jajaran.

Sekretaris PMII Kalteng, Surya Noor mengatakan, tahun politik di Indonesia saat ini cenderung memanas dan sesekali mendingin.

"Untuk tahun politik 2019 ini, kita sering mengenal sebutan cebong, kampret dan yang terbaru genderuwo. Ini menandakan politik di Indonesia cenderung memanas," kata Surya Noor, Jumat (22/2/2019).

Dia pun menyebut, tidak seharusnya sebutan itu muncul karena dapat memecah-belah persaudaraan. Dan dalam ajaran Islam, ejekan juga diharamkan.

"Untuk itu, mahasiswa sebagai parlemen tanpa kursi sudah seharusnya pandai membaca keadaan sosial dan mendukung pemilu damai serta menolak berita hoaks," lanjut dia.

Sementara itu, Direktur Intelijen Polda Kalteng, Tommi Walder Napitupulu menyebutkan tensi pemilu di Indonesia memang memanas.

"Dalam pemilu ini boleh kita berbeda pilihan, namun tujuannya tetap satu untuk kemajuan Indonesia," kata Tommi.

Dia mengajak kader PMII untuk berhati-hati menggunakan media sosial, terutama terkait pemberitaan yang mengandung ujaran kebencian. (GAZALI/B-11)