Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sentuh Level Terendah 3 Bulan, CPO Berharap Dukungan Minyak Mentah! 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 14 Maret 2019 - 16:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Tren pergerakan negatif harga minyak sawit mentah (CPO) belum juga berakhir hingga perdagangan medio pekan ini, sehingga menambah rentetan pelemahan dalam lima sesi perdagangan berturut-turut.

Pemicunya masih sama, yakni ekspektasi melambannya permintaan dari China dan India serta negara-negara Uni Eropa. Menurut perkiraan, tahun ini permintaan minyak sawit global akan terkontraksi untuk kali pertama sejak dua dasawarsa silam.     

Pada perdagangan Rabu (13/3/2019), harga CPO kontrak Mei di Bursa Derivatives Malaysia Exchange merosot 1,23% ke level RM2.090 per ton, melanjutkan gerak negatif dari sesi sebelumnya yang turun 0,14%. 

Sentimen negatif dari kawasan Uni Eropa juga belum mereda, terutama setelah Parlemen Eropa memutuskan untuk membatasi penggunaan minyak nabati dalam pembuatan biofuel dan mengkategorikan minyak sawit sebagai minyak nabati tek berkelanjutan.

"Namun, kenaikan harga minyak mentah semalam diharapkan dapat menahan kejatuhan harga minyak sawit," kata seorang pelaku pasar di Jakarta, Kamis (14/3/2019).

Kenaikan harga minyak mentah biasanya diiringi dengan menguatnya harga minyak sawit, karena kedua jenis komoditas ini menjadi bahan baku untuk pembuatan biofuel.

Adapun harga minyak mentah ditutup level tertinggi sejak November pada perdagangan Rabu, yang ditopang oleh merosotnya cadangan minyak mentah AS dan anjloknya stok bensin yang melebihi perkiraan. 

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Mei menguat $1,39, atau 2,4%, menjadi $58,26 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan minyak mentah Brent naik 88 sen, atau 1,3%, menjadi $67,55 per barel di ICE Futures Europe, yang merupakan level penutupan tertinggi dalam sekitar empat bulan terakhir. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru