Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

RI Bantah Sawit Picu Deforestasi, Ini Buktinya  

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 28 Maret 2019 - 11:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Negara-negara Uni Eropa (UE) selalu mengaitkan lahan perkebunan kelapa sawit sebagai pemicu deforestasi, sehingga kawasan tersebut berencana menghapuskan minyak sawit sebagai bahan baku pembuatan biofuel.

Kebijakan yang diskriminatif itu dikecam sejumlah negara penghasil minyak sawit, seperti Indonesia dan Malaysia. Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk lobi-lobi dan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan di Benua Biru untuk menjelaskan fakta dari industri pengelolaan dan pengolahan sawit yang kini sudah mengacu pada praktik berkelanjutan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa kelapa sawit bukanlah penyebab terbesar deforestasi atau perubahan fungsi lahan hutan menjadi non hutan, seperti yang dilaporkan UE.

"Laporan EU mengenai deforestasi, sawit itu kontribusinya paling kecil untuk deforestasi, apalagi sekarang kita sudah moratorium. Kita juga harus ada 'food security', harus punya lahan untuk ketahanan pangan itu," kata Menteri Luhut pada diskusi pada Seminar Industri Kelapa Sawit Indonesia di Jakarta medio pekan ini.

Menurut Luhut, kelapa sawit hanya membutuhkan kurang dari 1 hektare lahan untuk memproduksi 1 ton minyak nabati. Dengan begitu, produktivitas minyak sawit jauh lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan lain yang menghasilkan minyak nabati, seperti kedelai dan bunga matahari. 

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Satuan Tugas Kelapa Sawit International Union for Conservation of Nature (IUCN), kelapa sawit hanya membutuhkan 0,26 hektare (ha) lahan untuk memproduksi 1 ton minyak nabati, sedangkan minyak nabati dari bunga matahari memerlukan 1,43 ha lahan dengan hasil produksi yang sama.

Bahkan kedelai memerlukan 2 ha lahan untuk menghasilkan 1 ton minyak nabati. Dengan begitu, hasil studi IUCN menyimpulkan bahwa kelapa sawit lebih efisien sembilan kali lipat untuk penggunaan lahan daripada komoditas lainnya dalam memproduksi minyak nabati. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru