Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Eagle High Plantations Tak Bisa Kendalikan Harga CPO

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 29 Maret 2019 - 09:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Perusahaan perkebunan sawit, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mengakui tidak dapat berbuat banyak untuk menghadapi penurunan harga Crude Palm Oil (CPO) yang berulang kali terjadi. 

"Untuk harga ini di luar kontrol kami, kami hanya bisa konsisten untuk terus meningkatkan produksi saja,” kata Corporate Secretary Eagle High Plantation, Satrija Budi Wibawa, di Jakarta medio pekan ini.

Pada Januari 2019, produksi kelapa sawit dan produk turunan Eagle High Plantations berhasil naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy). Produksi tandan buah segar (TBS) naik 84,9% menjadi 131.981 yang diikuti oleh kenaikan produksi CPO sebesar 85% menjadi 27.971 ton. Sedangkan produk lainnya berupa minyak inti kelapa sawit atau palm kernel oil ikut mengalami kenaikan 78% menjadi 4.289 ton.

Satrija mengatakan untuk menyiasati fluktuasi harga CPO, pihaknya tidak menyiapkan strategi khusus. Layaknya emiten-emiten berbasis kelapa sawit lainnya, Eagle High Plantations akan terus berupaya mewujudkan perencanaan dan pengelolaan anggaran perusahaan yang efektif dan efisien di seluruh lini operasional. 

"Salah satunya melalui implementasi sistem teknologi informasi (TI) di internal perusahaan," papar dia.

Saat ini, Eagle High Plantations sudah mengadopsi teknologi data warehouse beserta Online Analytical Processing (OLAP) Jedox yang ditunjang oleh Qlikview, sebuah infrastruktur teknologi informasi (TI) pengelolaan laporan dan analisis data.

Kemudian untuk meningkatkan produktivitas ikut diadopsi pula sistem panen berbasis teknologi digital atau Digital Harvesting System. Selain itu, ikut dibangun pula pabrik kelapa sawit baru (PKS) untuk pengelolaan dan pengolahan hasil produksi perkebunan yang lebih efisien.

Eagle High Plantations telah memiliki sembilan PKS dengan total kapasitas sebesar 2,85 juta ton per tahun.

Jumlah PKS tersebut kembali bertambah lantaran Eagle High Plantations saat ini sedang membangun membangun satu unit PKS dengan kapasitas 60 ton per jam dan bulking station dengan kapasitas simpan sebesar 4.000 ton dengan nilai investasi sekitar Rp 150 miliar. 

PKS yang akan dibangun di Kalimantan Timur ini sebagai upaya perusahaan guna mengantisipasi peningkatan produksi perkebunan kelapa sawit yang akan memasuki di usia prima pada 2020. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru