Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sudah Ada 46 Orangutan Jalani Pra-Pelepasliaran di Pulau Salat

  • Oleh Ediya Moralia
  • 27 Juni 2019 - 15:52 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Hingga 2019 sudah ada 46 individu orangutan dari Nyaru Menteng yang menjalani tahapan prapelepasliaran di Pulau Badak Besar. Dari 46 individu itu, delapan individu di antaranya telah dilepasliarkan ke habitat alaminya di hutan.

“Sejak 2012 hingga pertengahan 2019 ini kami telah melepasliarkan 392 orangutan ke habitat alaminya di hutan. Masih banyak orangutan lain yang menanti di pulau pra-pelepasliaran kami. Kandang-kandang di Pusat Rehabilitasi kami juga telah penuh," kata CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite, di Palangka Raya, Rabu, 26 Juni 2019.

Ia mengatakan itu saat menghadiri acara pra-pelepasliaran delapan orangutan di Pulau Badak Besar, gugusan Pulau Salat Nusa, Pulang Pisau. Hadir dalam acara itu Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Kalteng Adib Gunawan dan Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk Vallauthan Subraminam.

"Sejak kami mulai memanfaatkan Pulau Badak Besar untuk orangutan yang telah lulus dari Sekolah Hutan di Nyaru Menteng, semakin banyak orangutan bisa kami pindahkan. Dengan demikian semakin cepat pula kami dapat mempersiapkan para orangutan di pulau itu untuk dilepasliarkan di hutan," kata Jamartin.

Ia menjelaskan, gugusan Pulau Salat yang di dalamnya terdapat Pulau Badak Besar, merupakan terobosan yang melibatkan banyak donor di dunia konservasi. Seperti pemerintah, masyarakat, serta pelaku bisnis. 

"Kita sudah melihat bahwa apabila kita bekerja bersama, upaya konservasi orangutan dan habitatnya tentu akan terwujud.” kata CEO Yayasan BOS itu.

Saat ini Yayasan BOS merawat sekitar 360 orangutan terlantar dan yatim piatu melalui kegiatan penyitaan dan penyelamatan bersama BKSDA Kalteng. Para orangutan ini kemudian menjalani proses rehabilitasi hingga kelak dilepasliarkan ke habitat alaminya di hutan.

Proses rehabilitasi dapat mencapai tujuh tahun. Bagian akhir dari proses ini adalah memberikan kesempatan bagi orangutan rehabilitan ini untuk menjalani kehidupan di lingkungan menyerupai habitat alaminya di hutan. Di tempat ini mereka terjaga, dan dapat dipantau perkembangan proses adaptasinya. 

Kawasan Pulau Salat yang difasilitasi dan dikelola PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk bersama Yayasan BOS memiliki daya dukung ideal. Kawasan ini dipenuhi vegetasi terpelihara baik, terisolasi oleh air sungai sepanjang tahun. Selain itu tidak teridentifikasi memiliki populasi orangutan liar, cukup luas mendukung kemampuan adaptasi, sosialisasi, dan ketersediaan pakan orangutan. (m)

Berita Terbaru