Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Makhluk Penjaga Kampung Lawang Uru Murka, Minta Tumbal 34 Nyawa

  • Oleh Tim Borneonews
  • 17 September 2019 - 14:22 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Makhluk penjaga Kampung Lawang Uru, Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah murka. Makhluk astral tersebut dikabarkan minta tumbal 34 nyawa manusia.

Alhasil, saat ini sudah ada 13 warga Desa Lawang Uru meninggal dunia dalam waktu kurang dari sebulan. Kematian mereka sangat beruntun. Masih belum kering tanah kuburan salah satu warga, warga lainnya menyusul.

Kematian warga seperti telah diatur intervalnya. Selang tiga atau empat hari, ada nyawa yang melayang. Entah itu karena bunuh diri, kecelakaan, dibunuh, mati sakit, bahkan mati mendadak.

Penyebab kematian belasan warga desa yang berjarak sekitar 73,9 kilo meter atau 1 jam 37 menit perjalanan dari Kota Palangka Raya melintasi jalan Palangka Raya – Kuala Kurun ini sungguh tidak lazim seperti ada bisikan gaib.

Yakni adanya peranan mahluk tidak kasat mata atau astral yang sedang mencari mangsa seperti kisah Nyi Roro Kidul di Pulau Jawa saat 1 Suro.

Ada warga yang sore harinya masih terlihat sehat dan sedang duduk santai di teras rumah, namun tiba-tiba pada pagi hari mendengar kabar duka. Bahkan ada yang usai makan malam, setelah masuk ke kamar, tiba-tiba pada pagi hari ditemukan tewas gantung diri.

Konon, penyebab kematian warga Desa Lawang Uru ini karena mahluk penjaga kampung yang oleh warga dikenal dengan nama Nyaring  atau Hantu Berambut Api (Berambut Merah) sedang murka. Sebab ada warga desa itu yang melanggar pantangan.

Beberapa warga Desa Lawang Uru kabarnya meremehkan pantangan makan rebung setelah ritual mamapas lewu (membersihkan kampung atau tolak bala) serta saat ada kematian di kampung.

Akibatnya Nyaring murka dan meminta tumbal puluhan nyawa. Beredar kabar dari beberapa warga setelah kejadian tersebut dilakukan acara adat manenung dan hasilnya kembali membuat merinding.

Nyaring masih ingin ada 21 nyawa lagi yang akan menjadi tumbal. Para tetua kampung sudah berusaha memohon ampunan dari Nyaring, namun ditolak. Nyaring tidak mau melunak dan tetap menuntut tumbal nyawa.

Berita Terbaru