Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pernyataan Buwas Soal e-Warong Siluman Bikin Gaduh

  • Oleh Tim Borneonews
  • 01 Oktober 2019 - 10:40 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) seperti tidak konsisten dalam menyampaikan pendapat. Saat di DPR, Buwas sempat bilang Bulog tidak diberi peluang untuk menyalurkan beras seperti pada program Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT.

Akibatnya, Perum Bulog terancam kolaps dan rugi besar. Namun, kini semuanya berbalik. Buwas malah menyebut banyak penyimpangan dalam pelaksanaan penyaluran BNPT, salah satunya E-Warong. Alhasil, pihak Kemensos geregetan dan berbagai kalangan mengkritisi pandangan tersebut.

Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kemensos, Andi Zainal Dulung mengaku tak paham dengan ucapan Buwas soal E-Warong siluman. Menurut Andi, berdasarkan informasi yang didapat, andai yang dimaksud kalau masa pembagian bansos warung buka setelah itu tutup, dia tegaskan tak ada larangan.

"Bahwa tidak ada larangan untuk itu sepanjang warung itu punya edisi dari bank. Ada izin dari bank sebagai agen, dia boleh menyalurkan bansos. Bagaimana anda bisa menyatakan siluman. Siluman itukan tidak kenal. Jadi-jadian. Lah terus edisinya dari mana Apakah anda bisa langsung beli edisi (alat gesek kartu). Kalau siluman bisa enggak bikin edisi sendiri. Terus yang siluman yang mana. Kalau punya edisi, apa dia siluman" kata Andi di Jakarta, Senin (30/9/2019).

Andi melanjutkan, mengenai 300 E-Warong tak lapor, itu ada aturan tersendiri. Menurut dia, warung harus lapor terlebih dahulu ke Bulog. Namun, kata dia, yang terjadi malah ke balik-balik.

"Ini satu perusahaan dengan satu kementerian. Masa dibandingkan sih. Kan beda banget," katanya.

Andi memohon kearifan seluruh pihak dalam melihat E-Warong. Bagi dia, E-Warong merupakan program ada unsur pemberdayaan. Selama ini, lanjutnya, orang miskin terima barang tanpa terlibat apa-apa seperti penonton saja.

"Sekarang rakyat ini tidak menjadi penonton. Menjadi pelaku. Kita kumpulkan orang untuk buat warung. Sudah itu, kita minta Himbara mengajarkan. Jadilah, agen E-Warong. Alhamdulillah ada penghasilan Rp 2-3 juta per bulan. Apakah itu tidak positif" paparnya.

Dia juga menyayangkan temuan soal beras jelek di Batam dan di Jawa Timur. Namun, beras itu hasil masyarakat membeli, bukan bantuan pemerintah sehingga mereka mengembalikan. Dia pun menyinggung program BPNT. Menurutnya, saat ini Kemensos bagikan uang bukan beras.

"Sekarang kalau beli di toko kalau barangnya jelek kan dikembalikan. Mereka sudah kembalikan dan sudah digantikan yang baru yang bagus. Nah, sekarang yang mempermasalahkan itu pihak yang punya beras," katanya.

Berita Terbaru