Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pasien Positif Covid-19 Sembuh Sebut Masa Terberat adalah Saat Menunggu Hasil Laboratorium

  • Oleh Testi Priscilla
  • 02 April 2020 - 06:40 WIB


BORNEONEWS, Palangka Raya - Ergon Pranata Pieter merupakan pasien sembuh kedua setelah dinyatakan positif Covid-19 di Kalimantan Tengah. Ergon yang adalah seorang Hamba Tuhan di GPIB Eben Haezer mengatakan masa terberatnya dalam menghadapi Covid-19 ini justru di saat-saat menunggu hasil pasti apakah dirinya positif atau negatif Covid-19.

"Waktu itu saya baru pulang dari Bogor tanggal 29 Februari, lalu sampai di sini tanggal 1 Maret. Setelah beberapa hari, saya demam dan sempat menggigil, batuk sedikit, cuma saya rasa itu hanya vertigo," kata Ergon saat membagikan pengalamannya di RSUD dr Doris Sylvanus pada Rabu, 1 April 2020.

Meski mengaku hanya vertigo, lanjut Ergon, namun mentornya di gereja bersikeras agar Ergon memeriksakan dirinya ke rumah sakit bahkan langsung ke Unit Gawat Darurat atau UGD.

"Lalu saya dibawa ke UGD RS Siloam waktu itu. Sampai di RS Siloam itu mereka melakukan beberapa observasi lalu saya dinyatakan sebagai PDP dan dirujuklah ke RSUD Doris Sylvanus pada 17 Maret 2020," jelasnya.

Saat di RSUD dr Doris Sylvanus Ergon mengaku tidak tahu apa yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, tidak tahu kapan akan sembuh, dan tidak tahu kapan akan keluar.

"Masa-masa itulah sebenarnya masa penantian saya menunggu apakah saya positif atau negatif itulah yang menurut saya perasaan terbesar dan terberat. Pada masa penantian itulah yang sebenarnya sangat tidak nyaman, sehingga tangisan, haru, itu yang saya rasakan saat menunggu itu sebelum akhirnya pada tanggal 26 Maret saya dinyatakan positif Covid-19," jelasnya.

Namun karena sudah menunggu sejak 17 Maret, artinya 10 hari, Ergon mengaku saat menerima kenyataan bahwa dirinya positif Covid-19, dirinya sudah siap.

"Ketika saya dinyatakan positif, saya sudah siap karena semua hal sudah dilalui. Saya berjuang dengan para dokter. Saya berjuang dengan para perawat. Jemaat saya. Saya bertugas di GPIB Eben Haezer, sempat melakukan kontak dengan mereka. Tapi, Puji Tuhan mereka sangat kooperatif terhadap anjuran Dinas Kesehatan untuk mengisolasikan diri, memeriksakan diri, ada obat yang diminum dan sebagainya. Dukungan dari mereka itu adalah hal yang terbesar, mendoakan saya, tidak ada yang menjauhi saya, makanya saya sangat bersyukur berada di jemaat ini, setelah itu saya bisa melalui hari-hari dengan baik. Apapun yang saya butuhkan di rumah sakit ini terpenuhi oleh rumah sakit," cerita Ergon penuh haru. (TESTI PRISCILLA/m)

Berita Terbaru