Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Didi Kempot Alami Henti Jantung, Baiknya Check Up Usia 20 Tahun

  • Oleh Teras.id
  • 07 Mei 2020 - 12:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Memeriksakan kondisi jantung demi deteksi dini adanya masalah di salah satu organ vital itu, semisal henti jantung seperti yang diduga pernah dialami mendiang penyanyi Didi Kempot bisa Anda mulai sejak usia 20 tahunan.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito Anggarino Damay mengatakan jika di usia 20 tak ada masalah di jantung maka Anda disarankan kembali memeriksakan jantung lima tahun kemudian.

"Kalau usia 30 tahunan atau di atas 40 taun sebaiknya setahun sekali. Kalau terdeteksi ada darah tinggi atau kolesterol tinggi bisa cek berkala sesuai kondisinya," kata dia dalam diskusi via daring, Rabu 6 Mei 2020.

Menurut Vito, pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain melalui wawancara medis, EKG atau alat rekam listrik jantung, foto X-ray dada atau yang dikenal awam sebagai foto rotgen.

"Pemeriksaan fisik dan wawancara medis oleh dokter bisa menemukan adanya kebocoran klep jantung, sekat jantung, gangguan irama jantung, tanda lemah jantung atau kecurigaan penyakit jantung koroner," tutur dia.

Nantinya jika diperlukan, ada pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai kondisi. Vito mengatakan, pemeriksaan jantung setidaknya bisa bisa membuat Anda lebih sadar kesehatan dan kondisi tubuhnya.

Kemudian, mengenai masalah henti jantung yang diduga dialami penyanyi Didi Kempot sebelum menghembuskan napas terakhirnya beberapa waktu lalu, penyebabnya beragam termasuk serangan jantung.

"Walaupun demikian, memang henti jantung mendadak pada umumnya disebabkan serangan jantung bila tidak ada penyebab lain yang memungkinkan. Contoh orang infeksi berat, kecelakaan, kehabisan darah juga ujungnya henti jantung ketika meninggal tapi bukan disebabkan serangan jantung," papar dia.

Vito menjelaskan, henti jantung merupakan kondisi saat jantung tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai pompa yang efektif, dan dengan demikian tidak terjadi sirkulasi darah yang cukup untuk memberikan suplai ke otak dan jaringan tubuh.

Penanganan pada mereka yang mengalami henti jantung dokter bisa dengan CPR atau RJP, pada dasarnya pijat jantung luar dan bantuan napas buatan.

Berita Terbaru

Gakpo Bilang Tim Sudah Jalankan Semua Instruksi Klopp

Gakpo Bilang Tim Sudah Jalankan Semua Instruksi Klopp

  • 28 April 2024 - 17:20 WIB
Pestaforia Kapuas 2024 Berlangsung Meriah, Begini Harapan Pj Bupati

Pestaforia Kapuas 2024 Berlangsung Meriah, Begini Harapan Pj Bupati

  • 28 April 2024 - 17:10 WIB
AHY: Program BPN Solusi Mengungkap Kejahatan Mafia Tanah

AHY: Program BPN Solusi Mengungkap Kejahatan Mafia Tanah

  • 28 April 2024 - 17:00 WIB
Sigit Mendorong Pekerja untuk Terdaftar di Asuransi Kecelakaan dan Keselamatan Kerja

Sigit Mendorong Pekerja untuk Terdaftar di Asuransi Kecelakaan dan Keselamatan Kerja

  • 28 April 2024 - 16:50 WIB
Bagas/Fikri Antar Indonesia Ungguli Inggris 4-0 dalam Fase Grup

Bagas/Fikri Antar Indonesia Ungguli Inggris 4-0 dalam Fase Grup

  • 28 April 2024 - 16:40 WIB
Perlu Upaya Keras Wujudkan Target Nasional Stunting 14 Persen di 2024

Perlu Upaya Keras Wujudkan Target Nasional Stunting 14 Persen di 2024

  • 28 April 2024 - 16:30 WIB
Jorge Martin sebut Menang Balapan di Jerez "Selalu Luar Biasa"

Jorge Martin sebut Menang Balapan di Jerez "Selalu Luar Biasa"

  • 28 April 2024 - 16:20 WIB
Fajar Miliki Tekad agar Indonesia Bisa Membawa Pulang Piala Thomas

Fajar Miliki Tekad agar Indonesia Bisa Membawa Pulang Piala Thomas

  • 28 April 2024 - 16:10 WIB
Klopp dan Salah Berdebat di Pinggir Lapangan

Klopp dan Salah Berdebat di Pinggir Lapangan

  • 28 April 2024 - 16:00 WIB
Perlu Keroyokan Lawan Stunting Kalteng

Perlu Keroyokan Lawan Stunting Kalteng

  • 28 April 2024 - 15:50 WIB
Copyright © 2018 BorneoNews - PT. Media Kalimantan Mandiri