Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kelola Kebun, Warga Desa Tamiang Optimistis Kesejahteraanya Terus Meningkat

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 03 Oktober 2020 - 20:21 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Warga Desa Tamiang, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau mengaku optimistis jika kesejahterannya akan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Keyakinan itu didukung adanya tanaman kelapa sawit seluas 100 hektare yang diserahkan salah satu perusahaan sesuai akta perdamaian putusan Pengadilan Negeri Nanga Bulik nomor 1/Pdt/G/LH/2020/PN Ngb dan surat nomor 0217/PWP-LGL-JKT/VI/2020. Lahan itu sejak dua bulan terakhir dikelola oleh masyarakat melalui tim pengelola yang dibentuk pemerintah desa.

Tanaman kelapa sawit produktif di lahan yang mereka sebut sebagai kebun desa itu laiaknya berkah yang menjadi petensi ekonomi baru masyarakat. Terlebih dalam pengelolaannya langsung melibatkan masyarakat sesuai kapasitasnya masing-masing.

Mulai dari warga yang bekerja bagian administrasi, perawatan kebun, bagian keamanan kebun, pemuat, mandor dan lain sebagainya.

"Sejak adanya kebun desa yang dikolala sama-sama ini saya jadi punya pendapatan tambahan. Sangat terbantu. Saya yang tadinya hanya ibu rumah tangga, tapi sekarang bisa sambil jadi pemutik berondol dan nyemprot (bagian perawatan kebun)," kata Susilawati (41) saat dibincangi, Sabtu 3 Oktober 2020.

Ibu 3 anak itu juga menyebut jika sebelumnya ekonomi keluarga hanya ditopang oleh pendapatan suami yang bekerja disalah satu perusahaan kelapa sawit, kini keluarganya bisa mendapat penghasilan tambahan.

"Saya pribadi sangat bersyukur karena bisa dapat uang tambahan, besaran upahnya kan beda-beda, nyemprot perharinya berapa dan mutik berondol perkilonya berapa, semua ada hitungannya. Bulan lalu total saya dapat upah Rp 2,5 juta, lumayan kalau mau keredit motor kan sudah bisa lah," cetus Susi sambil bercanda.

Hal senada diungkapkan Antonius Derdik dan Moses. Kedua warga Desa Tamiang yang berstatus karyawan di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit itu juga kini bisa mendapat penghasilan tambahan karena jika sedang lepas shift kerja di perusahaan, mereka bertugas sebagai petugas keamanan di kebun desa.

Begitu pula Yohanes Sevendelau, warga yang tadinya hanya sebagai pekerja serabutan, sejak adanya kebun desa yang dikelola langsung oleh masyarakat itu dirinya kini menjadi mandor.

"Dulu cari uang sana sini susah, sekarang diberi tanggungjawab dan kepercayaan jadi mandor. Saya bersyukur akhirnya bisa kerja dan dapat uang di kampung sendiri," katanya.

Berita Terbaru