Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Awan Konvektif Picu Curah Hujan Tinggi Berakibat Banjir di Kalsel

  • Oleh ANTARA
  • 15 Januari 2021 - 08:21 WIB

BORNEONEWS, Banjarbaru - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin menyampaikan pertumbuhan banyak awan-awan konvektif memicu curah hujan tinggi di Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga terjadinya banjir.

"Pada saat kejadian banjir, kondisi udara skala lokal yang banyak mengandung uap air juga mendukung dalam proses pertumbuhan awan-awan konvektif," kata Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Muhammad Shaaimul Qadri, Kamis 14 Januari 2021.

Pertumbuhan awan-awan konvektif secara massif tersebut terlihat melalui citra radar dan satelit yang menunjukkan kondisi udara lokal yang cukup labil.

Shaaimul juga menjelaskan aktifnya monsun Asia pada puncak musim penghujan di wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan Selatan serta adanya gangguan di sekitar Kalimantan (Eddy) dan selatan Jawa (Low Pressure Area) yang membentuk daerah pertemuan angin di sepanjang Laut Jawa dan Kalimantan bagian Selatan, berpotensi memupuk massa udara yang mendukung dalam proses pertumbuhan banyak awan-awan hujan di Kalsel.

Hal itu ditandai oleh nilai kelembaban udara di lapisan 850 mb, 700 mb hingga 500 mb yang cukup tinggi (70-90%).

Dalam tiga hari ke depan, beber dia, potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi.

Kondisi ini berdasarkan prakiraan musim dari Stasiun Klimatologi Banjarbaru, dimana wilayah Kalimantan Selatan pada bulan Januari 2021 masih berada pada puncak musim hujan.

Kondisi atmosfer yang masih labil serta hangatnya suhu muka laut di sekitar Kalimantan Selatan saat ini juga masih memungkinkan untuk terbentuknya banyak awan-awan hujan.

Bencana banjir terjadi hampir merata di semua kabupaten di Kalimantan Selatan. Dari 13 kabupaten dan kota, delapan wilayah paling terdampak dengan ketinggian air bervariasi hingga mencapai dua meter lebih.

ANTARA

Berita Terbaru