Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mesin Tetas Panel Surya Tingkatkan Produktivitas Itik Alabio

  • Oleh ANTARA
  • 21 November 2021 - 12:40 WIB

BORNEONEWS, Banjarmasin - Penerapan produk teknologi mesin tetas sistem photovoltaic panel surya oleh peternak di Desa Keraton, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan terbukti berhasil meningkatkan produktivitas pembibitan itik alabio yang dikembangkan masyarakat setempat.

"Teknologi mesin tetas panel surya ini mampu menyelesaikan permasalahan yang selama ini kami hadapi yaitu suplai listrik untuk mesin tetas kurang stabil dan fluktuatif karena tegangannnya sering turun naik akibat PLN wilayah Kalselteng yang kurang daya," kata Sartono pemilik kelompok itik Keraton di Martapura, Sabtu.

Desa Keraton menunjukkan geliat yang baik dalam peternakan bahkan terdapat pembibitan itik. Selain usaha budidaya itik pedaging dan petelur konsumsi, juga terdapat usaha pembibitan yaitu penetasn telur itik Alabio.

Pengembangan inovasi teknologi tersebut hasil program Produk Teknologi yang Didesiminasi kepada Masyarakat (PTDM) dari Badan Ristek Inovasi Indonesia (BRIN) Jakarta.

Tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dengan koordinator tim pelaksana Prof Dr Ir Danang Biyatmoko, M Si dari Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian (Faperta) dengan anggota Dr Ichsan Ridwan, S.Si, M.Kom (Prodi Fisika FMIPA) dan Masyhudah Rosni, SP, M.Si (Prodi Sosek Faperta) mengembangkan penerapan mesin tetas sistem photovoltaic panel surya sebagai suplai daya listrik kontinu bagi peternak itik Alabio di Desa Keraton selaku mitra kegiatan.

Diungkapkan Danang, solusi melalui penerapan produk teknologi mesin tetas sistem photovoltaic panel surya terbukti mampu memperbaiki standar mesin tetas dan meng-upgrade hasil tetas meri itik (dod) sekaligus pendapatan ekonomi dari hasil tetas.

Hasil aplikasi penerapan melalui uji tetas dari mesin tetas panel surya menunjukkan peningkatan daya tetas mencapai 71,2 persen lebih tinggi dari sebelumnya dengan banyak kendala listrik sebesar 40 persen.

Kemudian meningkatkan efisiensi biaya listrik sebesar 43,2 KWH sebesar Rp58.406 perbulan dan dengan skala usaha penetasan 300 butir dihasilkan IOFC (Income Over Feed Cost) sebesar Rp1.140.000 per 300 butir.

Dengan demikian dalam satu kali periode tetas yang berlangsung selama 30 hari dihasilkan pendapatan usaha sebesar Rp1.198.406 perbulan.

Sedangkan untuk skala usaha ekonomis penetasan dicapai pada skala usaha minimal 1.000 butir telur menggunakan 5 unit mesin tetas skala 200 butir atau 10 unit mesin tetas skala 100 butir.

Berdasarkan asumsi pendapatan yang dicapai pada skala usaha penetasan telur itik di Desa Keraton tersebut, ungkap Danang, maka dihasilkan pendapatan sebesar Rp3.994.686 perbulan atau berkisar Rp4.000.000 perbulan.

"Sebagai usaha sampingan, disamping usaha budidaya itik jantan pedaging dan petelur konsumsi, maka kontribusi usaha penetasan melalui penerapan mesin tetas sistem photovoltaic panel surya cukup menjanjikan," tuturnya.

Diakui Danang, sebelum teknologi tersebut diterapkan usaha penetasan terkendala suplai daya listrik yang tidak kontinu akibat gangguan listrik, terutama pemadaman lampu yang tidak menentu, dengan durasi pemadaman terkadang melebihi 2 jam.

Kondisi itu menyebabkan embrio telur saat dieramkan di mesin akan mati kedinginan.

Berita Terbaru