Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Perusahaan Janji Perbaiki Jalan Rusak, Tapi Tak Kunjung Terealisasi

  • Oleh Naco
  • 04 Januari 2022 - 19:20 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Kerusakan parah jalan kabupaten di Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur menganggu aktivitas masyarakat.

Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memanfaatkan jalan itu hanya berjanji saja memperbaiki. Dan saat terjadi kerusakan parah seperti sekarang ini, terkesan ada pembiaran.

Menyikapi itu sejumlah petani setempat langsung menemui Bupati Kotim, Halikinnor Senin, 4 Januari 2021. Mereka meminta agar pemerintah menyikapi kerusakan parah itu

Bahkan, kata mereka, dari beberapa kali pertemuan dengan perusahaan, hanya ada janji manis perusahaan untuk turut memperbaiki jalan tersebut.

Mereka juga menagih janji perusahaan perkebunan yang juga melintas di jalan itu untuk sama-sama berkontribusi memperbaikinnya, supaya bisa fungsional dengan baik. 

Untuk merawat jalan tersebut, Pemerintah Desa Bukit Batu pernah mengumpulkan petani dan ketiga perusahaan PBS itu guna membuat kesepakatan bersama merawat jalan.

Menurut Rosinel Idis, salah satu petani, untuk penanganan jalan itu sudah ada kesepakatan dan mulai dijalankan pada Juli 2021 lalu, yakni patungan menyumbang tanah latrit antara kelompok tani dan tiga perusahaan yakni PT HSL, PT BHL, dan PT ADS.

Pihak perusahaan sepakat menyumbang sebanyak 30 rit tanah latrit per bulan, sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam keputusan kepala desa setempat.

"Tapi realisasinya hanya satu tahap yaitu sampai Agustus. PT HSL masih konsisten membantu sesuai kesepakatan, tapi dua perusahaan lainnya tidak sesuai kesepakatan. Selama satu tahun mereka hanya memberi 19 rit. Alasan mereka adalah ekonomi karena perusahaan hampir pailit," timpal petani lainnya, Ahmad Suwito. 

Petani sudah berupaya mengonfirmasikan langsung masalah itu kepada pihak perusahaan, namun tidak mendapatkan jawaban memuaskan.

Anehnya, manajemen salah satu perusahaan malah menyatakan laporan yang mereka terima bahwa selama tetap berkontribusi terhadap perawatan jalan tersebut. Namun, petani menegaskan bahwa fakta di lapangan tidak seperti itu. 

"Justru kelompok tani yang banyak menyumbang tanah laterit di sana. Kami selalu bergotong royong padahal kebun kami cuma sedikit, sementara yang banyak itu kebun mereka perusahaan," kata Ketua Kelompok Tani Mentaya Mandiri, Rambe. (NACO/B-11)

Berita Terbaru