Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemadaman di Kobar, Sukamara, Seruyan 145 Jam

  • 09 Februari 2016 - 23:26 WIB

PEMADAMAN listrik di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Seruyan, dan Sukamara, pada Februari 2015, tercatat mencapai 145 jam!

Padahal Februari baru berlangsung sepuluh hari. Angka tersebut jauh melampaui lamanya pemadaman pada Januari lalu yang mencapai 60 jam, dan Desember 2015 selama 69 jam.

Kepada para pelanggannya, PLN Rayon Pangkalan Bun mengatakan pemadaman karena pemeliharaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PT Eksploitasi Energi Indonesia (EEI) Kumai yang menjadi salah satu pemasok setrum kepada PLN. Ini ditambah lagi dengan adanya pemeliharaan beberapa mesin pembangkit milik PLN, sehingga terjadi defisit daya.

Manajer PLN Rayon Pangkalan Bun, Purwanto menjelaskan, dalam kondisi normal beban puncak untuk mencukupi kebutuhan listrik di tiga kabupaten itu membutuhkan daya sebesar 30 MW. Purwanto menuturkan, saat ini PLN Pangkalan Bun hanya mampu memasok daya 24,6 MW.

'Defisit 5 MW ini yang saya pikirkan bagaimana membagi pemadamannya ke pelanggan. Malam ini saja KTH (daya yang dipasok Korintiga Hutani), tidak bisa operasi sampai pukul 21.00 WIB,' terang Purwanto, Selasa (9/2/2016).

Ia juga menjelaskan, fluktuasi jam pemadaman lebih disebabkan pasokan daya yang juga tidak stabil. Purwanto mencontohkan, pada Januari beberapa kali KTH tidak bisa menyuplai daya secara penuh. Sementara PLTU juga beberapa kali mengalami masalah.  

'Dengan defisit 5 MW sudah kita atur jadwal pemadamannya. Tetapi tiba-tiba PLTU atau KTH mengalami trouble, terpaksa melenceng dari siklus dengan memadamkan wilayah yang seharusnya bukan saat itu,' tambahnya.

Purwanto mengakui, hingga saat ini pun PLN tidak bisa mengontrol pemadaman aliran listrik ke pelanggan. Apalagi pembangkit KTH juga masih menunggu keputusan Kementerian Lingkungam Hidup (KLH) tentang pemanfaatan bahan bakar kayu.

Sementara ini, KTH masih menggunakan cangkang kayu. 'Kalau cangkang dalam kondisi basah digunakan, maka akan menurunkan daya. Turunnya bisa mencapai 2 MW,' tandas Purwanto

(B-10)

Berita Terbaru