Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Stok VAR Dinkes Kobar Menipis Padahal Rabies Masih Mengganas

  • 01 April 2016 - 14:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Korban gigitan anjing yang diduga rabies hingga saat ini terus bertambah. Sementara ketersediaan VAR di Dinas Kesehatan Kobar semakin menipis.

Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar Arif Susanto Jumat (1/54/2016) mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari petugas Puskesmas Madurejo bahwa mereka baru saja merawat luka bekas gigitan anjing. 

"Korban gigitan tersebut juga telah diberikan vaksin anti rabies (VAR)," jelasnya. 

Tetapi yang menjadi masalaah saat ini, lanjutnya, ketersediaan VAR yang ada di Dinkes Kobar semakin menipis. "Saat ini kami hanya memiliki delapan vials VAR. Karena potensi rabies masih tetap tinggi di Kobar, saat ini kami mengusahakan mendapatkan VAR," jelasnya.

Menurutnya  bila dana tersebut masih belum keluar, sementara keadaan dianggap darurat, pihaknya saat ini sedang melobi vendor VAR untuk mendapatkan vaksin tersebut terlebih dahulu untuk jaga-jaga. 

"Pembayarannya nanti setelah dana tersebut sudah dicairkan ," ujarnya

Walau demikian, lanjut Arif, bila ada peristiwa gigitan anjing yang terjadi di masyarakat, diharapkan luka gigitan pada korban segera dibersihkan menggunakan deterjen. kemudian saat itu juga dibawa ke puskesmas terdekat. 

"meskipun gigitan itu pada tengah malam dan puskesmas sudah tutup, korban sesegera mungkin di bawa ke IGD RSUD untuk ditangani. Nantinya pihak IGD menghubungi kami untuk berkoordinasi masalah VAR yang telah disuntikkan kepada korban," jelasnya.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Perlindungan Tanaman Distanak Kobar Haryo Prabowo menjelaskan kendala penanggulangan anjing liar yang berpotensi rabies juga dirasakan oleh tim anti rabies dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kobar. Pasalnya menurut aturan, petugas tidak diperkenankan untuk mengeleminiasi anjing liar. 

"Setiap  kami mengadakan sosialisasi sekaligus vaksinasi anjing di kelurahan atau desa, kesulitan kami ini juga kami sampaikan kepada warga saat sosialisasi. Sehingga terserah kebijakan kelurahan atau desa untuk memutuskan apakah anjing tak bertuan yang berkeliaran tersebut bisa dieleminasi oleh warga setempat," jelasnya. 

Sekadar mengingatkan, sejak Januari 2016 sudah terdapat 21 korban gigitan anjing di Kabupaten Kobar. Rinciannya 14 korban digigit pada Januari, lima korban pada Februari. Kemudian satu korban pada Maret, dan terakhir satu korban gigitan anjing terjadi tanggal 1 April. (WAHYU KRIDA/m)

Berita Terbaru