Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tim Satgas Deradikalisasi Gelar Pertemuan Semua Tokoh untuk Cegah Teroris

  • 12 April 2016 - 11:37 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Tim Sub Satuan Tugas (Satgas) Deradikalisasi Polda Kalteng menggelar pertemuan bersama tokoh agama, masyarakat dan tokoh pemuda, di Aula Polres Palangka Raya, Selasa (12/4/2016).

Ini digelar sebagai upaya pencegahan masuknya kelompok paham radikal seperti ISIS. 

Ketua Tim Sub Satgas Deradikalisasi Polda Kalteng AKBP Kisnadi, menyampaikan beberapa poin mencegah masuknya paham radikal.

Dia menjelaskan, ada lima alasan pemuda menjadi teroris: mereka yang sedang mencari identitas; mereka yang butuh perasaan kebersamaan; mereka yang ingin memperbaiki apa yang dianggap sebagai ketidakadilan; mereka yang sedang mencari sensasi dan kegagahan; dan mereka yang menaruh simpati pada pokadikal - teroris melalui internet.

Menurutnya, hal yang patut dikedepankan dalam pencegahaan terorisme di kalangan pemuda adalah menguatkan pemahaman empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Kemudian arahkan para pemuda pada beragam aktivitas yang berkualitas baik dalam bidang akademis, sosial, keagamaan, seni, budaya maupun olahraga.

Selanjutnya, beri paham agama yang damai dan toleran. Sehingga pemuda tidak mudah terjebak pada arus ajaran radikalisme. Terakhir, memberikan keteladanan kepada pemuda, masyrakat dan tokoh agama.

Sementara dari sisi peran pemuda dalam membendung paham kekerasan dan teroris yakni tanamkan rasa nasionalisme dan cinta terhadap NKRI. Perkaya wawasan keagamaan, waspada terhadap provokasi, hasutan dan pola rekruitmen teroris baik di lingkungan masyarakat atau dunia maya.

Jadikan keluarga sebagai tempat konsultasi dan diskusi dari setiap gejala yang mencurigakan. Bangun jaringaan bersama komunitas damai baik online maupun offline untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

"Peran Polri dalam penanggulangan radikalisme ISIS di Polda Kalteng dengan strategi preemtif, preventif dan represif,' katanya.

"Preemtif yakni upaya antisipasi dan penangkalan melalui giat penyuluhan, sambang dan sosialisasi untuk menciptakan masyarakat yang mampu membentengi diri dari pengaruh paham radikal. Preventif upaya pencegahan melalui giat PAM dan patroli daerah rawan masuk dan berkembangnya pengaruh radikalisme. Represif upaya penindakan melalui giat Gakkum atau proses sidik terhadap pelaku penyebar paham radikal dan rekruitmen jaringannya," kata Kisnadi. (BUDI YULIANTO/m)

Berita Terbaru