Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menilik Manfaat Merger Maskapai BUMN

  • Oleh ANTARA
  • 11 September 2023 - 08:00 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Efisiensi menjadi agenda utama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga merger atau penggabungan dua atau lebih perusahaan di bawah satu pemilikan terus didorong, termasuk pada tiga maskapai penerbangan yang dimiliki BUMN.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN berencana melakukan merger PT Garuda Indonesia (Persero), PT Citilink Indonesia, dan PT Pelita Air Service, sebagai salah satu upaya menekan biaya logistik di Indonesia sehingga industri penerbangan menjadi efisien.

Merger, terutama pada periode kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, bukanlah hal yang asing. Erick pada 2021 telah memerger empat PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menjadi satu, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi kepelabuhan nasional.

Merger Pelindo tersebut membuat biaya logistik yang mencapai 23 persen berhasil ditekan menjadi 11 persen.

Selain itu, merger tiga maskapai penerbangan dilakukan untuk memperkuat industri penerbangan Indonesia yang saat ini terdapat sekitar 500 pesawat. Namun demikian, jumlah tersebut belum dapat dikatakan ideal apabila berkaca dari industri penerbangan Amerika Serikat.

Amerika Serikat memiliki 7.200 pesawat dengan jumlah populasi penduduk sekitar 303 juta orang, dan rerata pendapatan domestik bruto (PDB) mencapai 40.000 dolar AS. Sementara Indonesia memiliki 280 juta penduduk dengan PDB sekitar 4.700 dolar AS.

Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, yakni 10 persennya saja, maka idealnya Indonesia memiliki sebanyak 720 pesawat. Artinya, Indonesia kekurangan sekitar 220 pesawat bila dibandingkan dengan jumlah pesawat yang ada saat ini.

Sebab itu, merger dilakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut. Adapun rincian kepemilikian tiga maskapai saat ini adalah sebanyak 60 pesawat dimiliki Garuda, Citilink mempunyai 50 pesawat, serta Pelita memiliki 8 pesawat dan sedang didorong hingga mempunyai 20 pesawat.

Di sisi lain, apabila jumlah pesawat yang dimiliki pemerintah bertambah, maka harga tiket pesawat akan semakin kompetitif. Pemerintah saat ini menguasai 35 persen industri penerbangan di Indonesia, sementara 65 persen sisanya dikuasai oleh swasta.

Lebih lanjut, rencana merger yang dipimpin oleh Kementerian BUMN itu akan tetap mempertahankan entitas Garuda Indonesia, sedangkan Citilink dan Pelita Air akan dilebur.

Berita Terbaru