Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

UPTD PPA Kobar Catat Ada 9 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan

  • Oleh Nurita Fitriyastuti
  • 20 September 2023 - 15:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mencatat ada 9 kasus kekerasan terhadap perempuan. Dari jumlah itu, 7 di antaranya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

Jumlah KDRT ini tercatat selama periode Januari - Mei 2023. Sedangkan dua kasus sisanya pada Januari - Juni 2023, ditemukan 2 kasus kekerasan seksual pada perempuan.  

Kepala UPTD PPA Kabupaten Kobar, Idna Kholila mengungkapkan, masalah KDRT bisa terjadi akibat adanya berbagi faktor, salah satunya yaitu faktor ekonomi. 

"Bisa terjadi karena faktor ekonomi, bisa juga faktor orang ketiga. Jadi, bisa digambarkan ketika seorang perempuan mempunyai ketergantungan secara finansial sama pasangan dan sedang mengalami KDRT itu akan berpikir ulang melaporkan atau gak," ujarnya, Rabu, 20 September 2023.

Dia melanjutkan, dalam kasus KDRT terhadap perempuan, biasanya masalah berlangsung cukup panjang. Perempuan akan sulit melaporkan karena adanya siklus putaran yang tidak bisa lepas, yakni ketergantungan secara finansial terhadap pasangannya.

Sehingga, lanjut, ada peran peran penting dari lingkungan sekitar, masyarakat di sekitarnya yang turut membantu dalam menanggulangi permasalahan KDRT.

"Seluruh lapisan masyarakat sangat berperan. Artinya, membuat ataupun memberikan perlindungan, melindungi terhadap perempuan dari terjadinya KDRT maupun kekerasan sekual terhadap perempuan, paling tidak ikut membantu melaporkan," ucap Idna.

Kemudian, dalam masalah KDRT sendiri tak hanya perempuan saja yang menjadi korban. Menurutnya, anak-anak di dalam rumah tangga tersebut juga menjadi korban, karena mereka sangat rentan terkena dampak ataupun bahkan punya risiko mempunyai perilaku yang sama dengan pelaku kekerasan terhadap ibunya.

"Dia yang sudah melihat apa yang dilakukan orang tuanya, dia akan belajar dari apa yang dia pelajari karena orang tua menjadi role model untuknya, sehingga anak dari korban KDRT bisa jadi mengalami trauma masa lalu, kurang percaya diri, tidak ada kepercayaan terhadap orang lain, tidak mau sekolah, tidak mau bersosialisasi, dan sebagainya," jelas Idna.

Maka, anak-anak korban dari masalah KDRT akan mereka dampingi secara menyeluruh hingga anak tersebut kembali menjalani aktivitas normal seperti biasanya. (NURITA/Y)

Berita Terbaru