Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

IHSG Diprediksi Variatif Seiring Pasar "wait and see" RDG BI

  • Oleh ANTARA
  • 19 Februari 2024 - 10:45 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, diperkirakan bergerak variatif (mixed) seiring pelaku pasar wait and see terhadap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada pekan ini.

IHSG dibuka melemah 12,23 poin atau 0,17 persen ke posisi 7.323,31. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,68 poin atau 0,27 persen ke posisi 1.003,95.

“IHSG diperkirakan masih mengalami volatilitas pada pekan ini merespons sentimen dalam dan luar negeri,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin

Dari dalam negeri, pada Selasa (20/02) dan Rabu (21/02) pekan ini, BI akan menggelar RDG terkait keputusan suku bunga acuannya, dan hasilnya akan diumumkan pada Rabu siang (21/02), yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga acuannya di level 6 persen.

Selain itu, optimisme pelaku pasar terjadi setelah hasil hitung cepat (quick count) dari berbagai lembaga survei maupun real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menunjukkan bahwa pasangan nomor urut 02 yakni Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka unggul dibandingkan kedua pasangan calon (paslon) lainnya.

Hal ini memberikan angin segar ke pasar keuangan karena potensi satu putaran dapat terjadi, dan kepastian semakin besar terjadi di depan mata.

Dari mancanegara, pada Kamis (22/02, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan merilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC Minutes), yang diharapkan bisa menjadi petunjuk bagi pasar mengenai kebijakan The Fed ke depan, terutama mengenai kapan pemangkasan suku bunga.

Dari Asia, bank sentral China atau People's Bank of China (PBoC) akan menggelar pertemuan terkait keputusan suku bunga acuan pada Selasa (20/02), yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga acuannya pada pertemuan kali ini.

Selain itu, PBoC juga menyuntikkan 105 miliar Yuan China melalui reverse repo tujuh hari sambil mempertahankan biaya pinjaman tidak berubah di 1,80 persen, dimana apabila stimulus ini dapat berlangsung dengan baik, maka akan menggerakkan perekonomian China dan akan memberikan dampak positif bagi Indonesia.

Sementara itu, bursa saham AS, Wall Street, melemah pada Jumat (16/02) lalu setelah laporan inflasi memicu kekhawatiran bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Berita Terbaru