Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pembalak Kayu

  • Oleh Yohanes S Widada
  • 17 Mei 2016 - 20:09 WIB

TEMUAN lebih dari 25 ribu potong kayu yang dihanyutkan di sungai-sungai di kawasan Barito Utara dan Barito Selatan, belum jelas juntrungnya. Penyidikan tim terpadu TNI, Polri dan Dinas Kehutanan Kalimantan Tengah belum menemukan titik terang, siapa pemilik kayu tersebut.

Dari awal kita sudah curiga, yang terjadi hanyalah modus belaka.  Kayu tersebut dinyatakan 'tak bertuan'.   Dan alasan klasik selalu muncul, yaitu kayu tersebut tidak bernilai ekonomis.  Padahal jelas, kayu tersebut  berukuran besar, berdiameter 50 Cm hingga 60Cm, dengan panjang  rata-rata empat hingga lima meter.

Para aktivis mengkhawatirkan,  tak lama kemudian  akan muncul kebijakan atau keputusan, bahwa  ribuan kayu tersebut akan disita oleh pihak keamanan (negara).  Setelah itu akan dilelang.  Modus kuno ini akan berlaku kembali. Karena nanti pemenang lelangnya adalah  pemilik kayu yang sekarang kita cari-cari itu.  Bagi si pemenang yang tak lain adalah pemilik kayu itu merupakan suatu keberuntungan. Karena dengan membali kayu hasil lelang, maka kayu miliknya yang semula illegal, kini menjadi legal.

Sekali lagi, Belum jelas apa yang terjadi. Tetapi kini Polda Kalimantan Tengah melakukan operasi yang disebut Operasi Wanalaga Telabang.   Dipublikasikan, beberapa hasil operasi itu. Antara lain, di Sungai Hanaut-Kotawaringin Timur, ditangkaplah  ilir-iliran kayu bulat.

Polres Kotawaringin Barat, tampaknya kalah gesit.  Dan hal ini terasa aneh. Karena setiap saat kita menyaksikan,  bagaimana kayu-kayu dihanyutkan di Sungai Arut dari arah hulu. Demikian pula,  parit-parit kecil yang berasal dari arah Hutan Produksi yang terbentang antara Pangkalan Bun 'Kotawaringin Lama,  adalah jalur kayu.

Dari kawasan ini, bisa kita lihat dua moda. Moda perahu getek, dipakai untuk mengangkut kayu lewat jalur sungai dan parit. Sedangkan truk dan pick-up, dipakai untuk mengangkut jalur darat.

Sepanjang tepi Sungai Lamandau di kawasan Kotawaringin Lama, juga menjadi jalur kayu.  Setiap sore secara rutin bisa kita saksikan,  kelotok-kelotok mengangkut kayu potongan yang sudah ditumpuk rapi di pinggir sungai.

Kepada para petugas, kita ingin menyampaikan, bahwa sejatinya pembalakan kayu itu tak pernah berhenti.  Karena setiap hari,  armada kayu baik di darat maupun di sungai tak pernah sepi.  Dan mereka selama ini aman-aman saja. Mengapa Kita menduga, memang selama ini sudah ada yang  'mengatur'!  Nah, siapa dia

Berita Terbaru