Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dua PRT Dihajar Majikan di Barito Utara Ngaku Blak-blakan Soal Ini

  • Oleh Budi Yulianto
  • 07 Agustus 2016 - 14:40 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Dua pembantu remaja puteri yang mendapat kekerasan dalam rumah tangga di Klinik Bersalin Christina, Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara (Barut), Hb, 23, dan Dv, 13, membeberkan alasan kenapa mereka dipukul sang majikan, Christina. Entah apakah dari lubuk hati yang dalam atau ada unsur lain sehingga mengatakan hal ini.

Di hadapan para wartawan dalam jumpa pers di Polda Kalteng, Sabtu (6/8/2016), mereka blak-blakan menyebut 'benar' telah melakukan perbuatan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki Christina yang masih berusia 2 tahun 7 bulan dan 1 tahun 7 bulan.

"Aku melakukan asusila terhadap anaknya," kata Hb.

Perbuatan tersebut sengaja ia lakukan sebagai alasan pelampiasan tak mampu menawan syahwat. Menurut perempuan 23 tahun ini, dulu ketika masih berada di daerahnya Sumatra Utara, ia pernah menjalin hubungan asmara dengan seseorang.

Jumlahnya ada tiga kali berganti lelaki. Untuk ketiganya, dia mengaku jika keperawanan direnggut sang pacar. Namun si pacar itu lari dari tanggung jawab.

"Akhirnya aku melampiaskan ke anak yang pertama. Saya melakukan di kamar anak lantai atas. Kalau saya di sini sudah tujuh bulan," ungkapnya.

Hb kembali mengaku jika pada saat melakukan pelecehan itu, dia kepergok Christina. "Setelah ketahuan sama ibu (Christina) saya dihajar. Memang kesalahan saya sendiri. Kepala saya dibenturkan ke tembok. Dipukul pakai sapu, terus menggunakan tangan dan kaki. Ya memang pantas saya dipukul karena kesalahan saya sendiri," imbuhnya.

Meski sudah dihajar, Hb menyebut tidak jera. Dua hari kemudian, ia melakukan hal serupa ditambah hari berikutnya. Namun, lanjut dia, semua juga kepergok Christina hingga kembali dihajar.

"Saya tahu itu salah. Saya tiga kali melakukan. Kemudian saya dipukul. Pertama ke mata. Kedua ke mataku lagi dan ketiga dibadan," ungkap dia lagi.

Saat ditanya lagi alasannya melakukan pelecehan seksual itu, lagi-lagi dia menjawab itu sebagai pelampiasannya atas ulah sang pacar yang tidak bertanggung jawab. Kalaupun seandainya ada lelaki yang mau dengannya dia menyebut tidak akan melakukan hal tersebut.

"Nggak ada laki-laki lain. Nggak ada yang mau dengan aku. Kalau ada, ya mau," tutur perempuan tidak lulus SD ini.

Berbeda dengan Dv. Remaja putri 13 tahun ini mengaku melakukan perbuatan pelecehan seksual lantaran meniru adegan Hb. "Tidak diajak. Tapi karena saya melihat dan meniru. Saya ingin sendiri. Sebelumnya belum pernah," katanya dengan lugu.

Namun ketika Dv hendak melanjutkan ceritanya, Hb terlihat wartawan menggerakan badannya ke tubuh Dv seolah ada sesuatu. Wartawan pun meminta jangan diganggu, biarkan bercerita apa adanya.

Dv melanjutkan, remaja lulusan SD ini, dulunya pernah mendapat perlakuan pelecehan seksual dari rekan sebayanya.

Kemudian dalam kasus ini, Dv mengaku memang benar pernah datang ke kantor polisi. Tapi itu diajak warga pascakejadian. Kemudian, lanjut dia, Christina datang menjemput dan membawanya pulang.

"Waktu itu, saya bilang jangan lapor polisi. Aku takut. Terus pagi jam 6 datang polisi jemput saya. Katanya, pembantu Christina ya, saya jawab iya,"

"Terus ditanya, kenapa kamu kaya gini Saya jawab dipukul karena sudah melecehkan anaknya," beber Dv.

Kemudian, cerita Dv, sampai di kantor polisi, Dv difoto. Hingga tak lama kemudian datang Christina menjemput. "Terus pas pulang, saya ditanya ibu. Saya bilang ada (difoto). Siapa yang memoto Saya jawab polisi. Kenapa kamu di foto Saya gak tahu kalau polisinya gak suka sama ibu," bebernya.

Selanjutnya, mereka membenarkan kabur dari rumah majikan. "Saya yang membawanya kabur. Karena takut. Sebab diancam oleh suami ibu Crhistina (anggota polisi di Polda Kalteng berinisial Sh). Katanya kalau kalian berulah disini, kulaporkan ke polisi. Ku penjarakan kalian. Pada saat itulah kabur," timpal Hb. (BUDI YULIANTO/m)

Berita Terbaru