Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Nasib Perusda

  • Oleh Yohanes S Widada
  • 11 Oktober 2016 - 21:01 WIB

KALI ini Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran mengusik perusahaan daerah yang tidak bisa berkembang maju. Padahal, perusahaan daerah pada umumnya digadang-gadang menjadi andalan dalam hal pemasukan pendapatan daerah.

Tetapi kenyataannya, perusahaan daerah, baik yang ada di kabupaten/kota maupun yang ada di provinsi, pada umumnya merugi.  Banyak faktor atau sebab mengapa perusahaan daerah (perusda) itu merugi.  Mengapa Karena rata-rata salah kelola. Baik salah kelola managerial, maupun salah kelola finansial. 

Terlalu banyak jika mau kita angkat sebagai contoh, perusda yang meski mendapat modal dari pemerintah daerah/provinsi tetapi justru terpuruk dari waktu ke waktu.  Sebut saja perusda Banama Tingang Makmur yang bergerak di bidang perhotelan, Isen Mulang ( suplayer), PT Jamkrida (asuransi), Palangka Nusantara (suplayer). 

Dari semua perusahaan milik provinsi itu, semuanya kedodoran. Yang bisa dibilang eksis hanya satu, yakni Bank Kalteng.   

Hampir semua kabupaten/kota di daerah ini juga  memiliki Perusda. Kabupaten Katingan misalnya, memiliki PT Katingan Mandiri Persada (pengolahan tapioka) atau di Kotawaringin Barat memiliki perusda yang selain bangkrut juga kini terbelit perkara korupsi, PD Agrotama Mandiri.

Ada beberapa hal  yang  mengakibatkan perusda-perusda tadi loyo atau malah kolaps. Diantaranya,  pertama, faktor pemilihan bidang usaha yang kurang tepat. Kedua, perumusan program kerja (proyeksi bisnis) yang tida terencana dengan baik. Ketiga, kemampuan atau kompetesi sumber daya manusia yang tidak memadai. Keempat, tidak ada pengawalan yang ketat dari sisi pengelolaan keuangan terutama melalui audit yang kredibel.  Kelima, akibat akumulatif dari seluruh faktor tadi, yakni terjadinya penyelewengan keuangan alias korupsi.

Kita sepakat dengan Gubernur, akibat dari itu semua,  perusda dalam posisi hidup segan, mati tak mau.  

Dalam kondisi  demikian, maka tidak ada cara lain kecuali dilakukan audit total. Ibarat mesin pabrik, harus dilakukan  overhaul .  Baik audit dari sisi kinerja seperti membedah sisdur, SOP, mekanisme kerja, standar-standar kualitas/kompetensi dan lainnya. Dengan begitu, akan selalu diketahui, apakah pengelolaan badan usaha ini sudah on the track  atau belum.  Kemudian audit yang penting lainnya adalah audit keuangan.  

Kedua jenis audit ini, yakni kinerja dan keuangan harus dilakukan secara ketat dan kontinyu. Dengan demikian,  pengelolaan usaha bisa dilakukan secara profesional.  Celah untuk salah kelola, celah untuk ngemplang di bidang keungan, benar-benar tertutup. Semua berjalan pada rel tata kelola perusahaan yang professional, baik dan benar (good corporate governance).

Berita Terbaru