Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tradisi Baigal Sajian Penutup Acara Penggolaran 15 Tokoh

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 30 Oktober 2016 - 18:20 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) Lamandau telah melangsungkan prosesi Penggolaran (pemberian gelar kehormatan adat) kepada sedikitnya 15 tokoh pada Sabtu (29/10/2016) malam. Penggolaran Adat Dayak sendiri merupakan satu dari sekian banyak rangkaian acara dalam Festival Babukung pada 28-31 Oktober 2016.

Berdasarkan pantauan Borneonews, prosesi penggolaran kali ini berlangsung dengan khidmat dan penuh dengan keseriusan. Terlebih, DAD menilai bahwa penggolaran merupakan prosesi yang tidak biasa karena masuk pada kategori tradisi yang sangat sakral.

Namun demikian, segenap prosesi ini ternyata tidak semuanya berlangsung dengan nuansa penuh keseriusan karena di akhir acara rangkaiannya ditutup dengan prosesi Baigal.

Seperti diketahui, Baigal secara umum biasa diartikan sebuah tari atau tarian khas masyarakat Dayak Tomun. Baigal juga merupakan tradisi pesta yang penuh dengan suasana kekeluargaan dengan ciri khas menari bersama yang gelarannya identik diadakan saat ada acara adat atau pesta khusus.

Sementara dalam acara penutupan penggolaran kala itu, Baigal langsung dipimpin ketua DAD Lamandau Mas Labihi Patih Kunci Ir. Marukan serta sejumlah tokoh adat Dayak lainnya.

Baigal juga diawali dengan minum minuman tradisional khas masyarakat Dayak yaitu tuak secara bersama-sama. Namun, khusus bagi para tamu yang tidak bisa meminum karena alasan keyakinan, minuman tuak diganti dengan minuman air tebu atau sejenis soft drink.

"Saya perlu sampaikan, dalam tradisi minum tuak bersama sebelum Baigal ini hanya diperbolehkan bagi pihak yang secara aturan keyakinannya tidak dilarang, untuk yang tidak bisa minum (tuak) maka bisa diganti dengan minuman lain, sehingga tradisi ini tidak ada pemaksaan yang bertentangan dengan keyakinan," sebut Marukan.

Setelah minum bersama, penari yang merupakan para dara (perempuan muda) mengajak semua yang hadir (baik tokoh yang baru mendapatkan golar serta seluruh tamu undangan) untuk menari bersama dengan memutari tamu yang sudah minum tuak, hal itu terus dilakukan secara bergantian.

Semua warga yang hadiri kala itu tampak turut terlibat menari bersama dengan mengikuti Tipa' (musik) yang mainkan pemain musik dengan jenis layah kalinang (jenis iringan musik) yang ditentukan. Karena, sebagaimana salahsatu tujuan dan maknanya, prosesi Baigal ini juga memiliki makna ikatan kekeluargaan. Si tamu yang hadir sudah dianggap keluarga sendiri dan tidak adalagi sekat pembeda. Tuan rumah dan para tamu melebur bersama sebagai keluarga besar. (HENDI NURFALAH/m)

Berita Terbaru