Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bupati Lamandau Blak-blakan Evaluasi Festival Babukung III

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 01 November 2016 - 18:40 WIB

BORNEONEWS, Lamandau - Bupati Lamandau, Marukan, blak-blakan saat mengevaluasi pelaksanaan Festival Babukung 2016 yang telah berlangsung 28-30 Oktober lalu. Dalam kesempatannya memberikan arahan ketika menutup kegiatan Minggu (30/10/2016) sore, Bupati Lamandau dua periode itu menyindir para camat yang dinilainya keterlaluan karena tidak mampu membelikan sepatu dan kos kontingen perwakilannya dalam Festival Babukung III itu.

"Saya kok tidak habis pikir, masa masih ada kontingen yang 'nyeker' alias tidak pakai sepatu atau alas kaki saat tampil. Bahkan ada juga yang saat karnaval tidak kompak memakai kos seragam. Ayolah, berapa sih harga sepatu atau baju kos itu!," seru Marukan disambut riuh para peserta yang memadati Lapangan di Halaman Kantor Bupati Lamandau, kala itu.

Tak hanya mempersoalkan kedua hal tersebut, Marukan bahkan meminta agar ditahun selanjutnya penampil dengan bentuk Bukung Hantu tidak lagi menggunakan unsur 'Ijuk' dalam kostumnya, tetapi bahannya bisa diganti dengan bahan yang lebih aman dan nyaman digunakan. Marukan juga menyebut, dalam hal ini pihaknya sama sekali tidak bermaksud menyalahkan para peserta.

"Peringatan ini saya tujukan khusus untuk camatnya. Camat manapun itu. Jangan sampai kemudian hal yang sama tahun depan terulang kembali," tegasnya.

Selebihnya, Marukan menegaskan bahwa FKPD dan SKPD sudah cukup total mendukung. Artinya, sambung dia, masa camatnya tidak sungguh-sungguh, kan aneh, contohlah kecamatan yang menjadi juara umum tahun ini (Kontingen kecamatan Lamandau).

Marukan menjelaskan, peringatan itu ditegaskan sebagai bahan evaluas agar Pelaksanaan Festival Babukung di masa yang akan datang dapat berlangsung dengan kualitas yang lebih baik lagi, dari segala aspek melai dari hal yang sepele hingga hal yang sangat substansial.

Namun demikian, berdasarkan informasi di lapangan, terdapat beberapa alasan kenapa beberapa peserta yang tidak menggunakan alas kaki saat perlombaan. Di antaranya, karena pada dasarnya atraksi seni tari babukung tersebut tidak pernah menggunakan alas kaki atau biasa dilakukan dengan kaki telanjang.

Sehingga, meskipun dalam ketentuan perlombaan secara jelas diwajibkan untuk menggunakan alas kaki dengan alasan resiko cedera dan aspek keamanan, tidak sedikit para peserta yang masih memilih untuk tidak menggunakan alas kaki dengan alasan filosofinya masing-masing. (HENDI NURFALAH/N).

Berita Terbaru