Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemkab Barito Utara dan Komponen Masyarakat Tanda Tangani Deklarasi Damai

  • Oleh Agus Sidik
  • 15 November 2016 - 15:20 WIB

BORNEONEWS, Barito Utara - Pemerintah Kabupaten Barito Utara dan seluruh komponen masyarakat menandatangani Deklarasi Damai, untuk memilihara persatuan dan kesatuan bangsa. Penandatanganan berlangsung dalam rangkaian Apel Kebhinekaan Cinta Damai dan Deklarasi bersama, di halaman kantor Bupati Barut, di Muara Teweh, Selasa (15/11/2016).

'Bhineka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Apakah itu hanya kata kiasan untuk Pancasila sebagai lambang negara kita. Dapat kita lihat perbedaan ras atau suku cukup mencolok di Indonesia. Apakah Bhinneka Tunggal Ika hanya sebuah kata-kata tanpa arti,' kata Bupati Barito Utara, H Nadalsyah dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan Wakil Bupati Barut, Ompie Herby saat bertindak selaku Inspektur Upacara dalam Apel Kebhinekaan dan Deklarasi Bersama, diikuti peserta apel dari TNI/Polri, mahasiswa, organisasi masyarakat (ormas) dan lainnya.

Ompie menjelaskan, kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan bangsa dan negara. Kebhinekaan pun harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas.

'Namun tanpa spiritualitas, masyarakat akan sulit menerima dan saling memahami perbedaan yang ditemuinya. Politik juga harus mendasari agama, agar politik benar'benar mampu mencapai tujuan sucinya untuk kemaslahatan rakyat bangsa indonesia ini. Namun, institusi agama harus dipisahkan dari politik agar tidak terjadi politisasi terhadap agama,' katanya.

Lebih lanjut, kata dia, multikulturalisme yang sudah ada sejak dahulu masih sebatas realitas sosial dan belum menjadi ideologi. Hubungan antar kelompok masih terjadi saling hegemoni. Ketika multikultural sudah menjadi ideologi. Ayat'ayat suci yang dijadikan dasar-dasar spiritualitas dalam bertransformasi pun hendaknya tak hanya dibaca melalui kitab suci semata. Namun harus dapat ditemukan dalam sejarah dan kehidupan umat manusia sehari'hari.

Diungkapkannya, kejadian Poso, bom Bali, dan deretan kejadian lain menunjukkan terkikisnya rasa akan adanya keberagaman Indonesia. Padahal seluruh agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia tidak pernah memberikan ruang sedikitpun untuk terjadinya kekerasan.

Kemudian perbedaan etnis, religi maupun ideologi menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika dan toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan bangsa. Perasaan prihatin atas terkikisnya penghargaan terhadap kebhinekaan dan kedamaian bangsa, yang muncul dalam bentuk disintegrasi dan segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan apa pun.

'Kondisi ini akan menjadikan bangsa Indonesia semakin rapuh dan menghilangkan semangat kebersamaan untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik di masa mendatang. Atas dasar keyakinan bahwa secara bersama kita dapat membangun Indonesia yang lebih baik, maka kami berharap kepada aparat negara untuk melakukan tindakan tegas kepada pelaku tindak kekerasan atas nama apapun,' ucapnya.

Diharapkan melalui momentum apel Kebhinekaan ini dapat menjadikan kita sebagai umat yang dapat saling menghargai, saling menghormati satu dengan lainnya, dan kepada alim ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat serta para pemuda di Barito Utara marilah kita bersama-sama saling menjaga kedamaian di Bumi Iya Mulik Bengkang Turan yang kita cintai ini, jangan mudah terpecah belah dan terhasut isu'isu yang menyesatkan serta merugikan diri sendiri maupun orang lain. (AGUS SIDIK/N).

Berita Terbaru