Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pembangunan Pemecah Ombak Pesisir Pantai di Kobar Tak Sesuai Usulan Desa

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 21 Desember 2016 - 20:41 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pembangunan pemecah ombak di pesisir pantai di Kotawaringin Barat tidak sesuai kondisi musim angin muson dan usulan yang disampaikan pihak desa. Alhasil, abrasi parah yang melanda bibir pantai pesisir selatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), khususnya di Desa Keraya Kecamatan Kumai, mulai meresahkan warga. Abrasi sudah menggerus bahu jalan utama dan mengancam pemukiman penduduk. 

Kepala Desa Keraya, Suharmalik mengungkapkan, salah satu penyebab tak terbendungnya abrasi pantai di desanya itu, akibat pembangunan pemecah ombak yang tak sesuai prioritas kebutuhan. Pembangunan pemecah ombak seharusnya lebih dulu diprioritaskan atau dikerjakan dari wilayah barat desa. Pasalnya saat musim muson barat terjadi, angin yang bertiup di pesisir pantai menerpa desa, akan sangat kencang. 

"Tahun 2014 ada dua dan di 2015 juga ada. Kalau yang dikerjakan oleh provinsi, itu sesuai atau mengikuti saran desa. Yakni dibangun dari arah barat. Karena angin barat ini sangat kencang. Tapi yang dikerjakan oleh kabupaten tidak. Malah dari timur. Jadi bisa dibilang salah tempat. Karena tidak sesuai kebutuhan. Akhirnya harus tunggu anggaran baru lagi," terang Suharmalik, Rabu (21/12/2016). 

Saat ini, lanjut Suharmalik, abarasi pantai di desanya semakin parah. Terutama sejak musim angin muson barat berhembus. Tak terhitung berapa jumlah tanaman pohon cemara di tepian pantai desanya tumbang akibat bibir pantai tergerus abrasi. Termasuk sejumlah pohon kelapa di sekitar pemukiman warga. Suharmalik mengaku tidak ingin menuntut agar desanya lebih diperhatikan dari sisi pemenuhan infrastruktur. Namun dirinya berharap abrasi pantai yang terjadi ini bisa tertangani serius. 

"Saat ini sudah sampai badan jalan. Angin barat itu kalau malah hari kencang. Jadi air laut pasang dan sampai naik ke jalan, bahkan ke rumah warga. Ada beberapa jembatan pondasinya tergerus abrasi. Kalau tidak ditangani secepatnya. Bisa ambruk. Beberapa pekan lalu sudah kita tangani apa adanya menggunakan karung pasir, dengan gotong royong. Tapi sekarang sudah hancur." 

Sebelumnya, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kobar, Erdi Setiawan, menjelaskan masih terdapat beberapa titik abrasi yang belum tertangani di wilayah pesisir Kobar. Yakni sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer. Penanganan abrasi parah yang melanda Desa Keraya dan sekitarnya itu, rencananya akan ditangani menggunakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan APBD Kobar tahun anggaran 2017. Tak hanya dari pusat dan kabupaten, pihaknya juga telah mengusulkan penanganan abrasi pantai Kobar kepada Pemerintah Provinsi Kalteng. (RADEN ARIYO/N).

Berita Terbaru