Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Proyek dalam Fase Pertama Kawasan Industri CBI Group

  • Oleh Nazir Amin
  • 06 Juli 2017 - 11:32 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pembangunan Kawasan Industri Surya Borneo Indah (SBI), di Tempene, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah terus digenjot. Dalam fase pertama proyek industri hilir sawit Citra Borneo Indah (CBI) Group milik Haji Abdul Rasyid AS itu, setidaknya ada lima plant atau pabrik yang dikebut pembangunannya.

"Untuk tahap pertama, yang akan dibangun Refinery Plant, Molding Filling dan Packing, Biodiesel plant, Kernel Crushing Plant (KCP), dan Shortening plant," kata Rudy Ferdinand Bokslag, Head of Downstream Project CBI Group kepada Borneonews, yang menghubunginya, Kamis (6/7/2017).

Megaproyek berbiaya kurang lebih Rp7 triliun itu, sudah dimulai sejak 2014 oleh tim di bawah koordinasi Rudy Bokslag. Pria bertubuh tinggi besar, yang masih bugar di usai 63 tahun itu, bersama tim mendapat keleluasaan untuk mewujudkan cikal bakal hilirisasi industri sawit pemilik Citra Borneo Indah (CBI) Group, dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) itu.

"Mudah-mudahan semua berjalan sesuai rencana. Kawasan ini kami garap sejak 2014, masih berupa rawa, tanpa fasilitas pendukung. Rencananya, awal 2018, secara komersial minyak goreng kemasan CBI Group memasuki pasar ekspor. Lainnya, menyusul, bertahap," kata Rudy Ferdinand Bokslag.

Downstream project, maksudnya industri hilir, yang bisa terdiri dari beragam industri, seperti fatty acids, fatty alcihol dan beratus-ratus produk lainnya, semuanya berbahan baku utama crude palm oil (CPO). Setidaknya, sekitar 220 produk industri dari turunan minyak kelapa sawit, yang sudah dikenal secara luas di dunia.  

Kawasan Industri CBI Group itu tidak berpretensi meraup semua peluang bagus itu. Tetap mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang ada, antara lain kapitalisasi permodalan. Selain itu, analisa bisnis, dan peluang di tengah ceruk pasar, yang persaingannya cukup ketat, juga keras, tentu masuk dalam kalkulasi pendirian proyek raksasa impian lama H. Abdul Rasyid itu.

Refinery & Fractionation

Saat ini, Tim Rudy Bokslag ngebut menuntaskan proyek Refinery dan Fractionation, yang dalam proyeksi optimistiknya, akhir 2017, sudah menghasilkan produk minyak goreng kemasan dengan brand sendiri. Jika semua berjalan lancar, minyak goreng kemasan CBI Group itu, sebagian besar masuk diekspor, memenuhi kebutuhan pasar internasional.

Sebagian kecil lagi, urai Direktur Komersial PT Surya Borneo Industri, Ramzi Sastra, untuk kebutuhan lokal, dalam negeri, yang harganya sesuai keputusan pemerintah. Ini bagian dari kepeduliaan pemilik dan manajemen CBI Group dalam membantu pemerintah memenuhi ketersediaan pangan yang murah, dan terjangkau bagi masyarakat. 

Sampai awal 2019 dari Kawasan Industri SBI di Tempene, Kumai itu, ditargetkan meluncur produk unggulan lainnya, antara lain berupa biodiesel, Glycerin, Shortening dan Margarine. Disusul kemudian, Moulding, Filling, dan Packing. Lalu, Kernel Crushing Plant (KCP).

Dalam proses lebih hilir lagi, bakal melahirkan Oleo Chemical. Rudy menjelaskan, berdasarkan proses pembuatannya, oleo chemical ini terbagi dua: Oleo chemical dasar (Basic Oleochemical), dan Oleo chemical Turunan (Derivative Oleochemical).

Produk basic oleo chemical adalah Fatty Acid, Glycerin dan Fatty Alkohol. Sedangkan, produk derivate Oleo chemical, Metalic Soap, Fatty Alkohol Sulfate, Fatty Alkohol Ether Sulfate, Fatty Alkohol Sufosuccinate dan lain sebagainya.

Beberapa hasil olahan Oleo chemical ini, kata Rudy Bokslag dapat digunakan untuk berbagai bidang. Antara lain, kosmetika, farmasi, dan industri lain, sepeti bahan bakar dan lainnya. Tetapi, ini membutuhkan teknologi lebih rumit lagi, disertai berbagai percobaan, dan analisa pendukung.

Literatur yang ada menunjukkan, proses Oleo chemical biasanya terjadi di sebuah reaktor bernama Spliting. Tinggi reaktor ini bermacam-macam, sampai 60-an meter. Spliting ini berfungsi, untuk memisahkan CPO atau CPKO sehingga menjadi Fatty Acid dan Glycerine. 

Reaksi dalam spliting, adalah reaksi Hidrolisa dengan bantuan uap air bertekanan 50 bar dan dengan temperatur 250 derajat celcius. Rudy menyebutkan, ini adalah reaksi trigliserida (CPO, CPKO) ditambah air dan menghasilkan Fatty Acid dan Glycerine.

"Doakan ya, semoga semua berjalan lancar, dan Pangkalan Bun mencetak sejarah dengan beroperasinya kawasan industri, yang memungkinkah CPO diolah menjadi berbagai produk industri dengan nilai jual tinggi," kata Rudy Ferdinand Bokslag, Head of Downstream Project CBI Group. (NAZIR AMIN/B-2).

Berita Terbaru