Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Catatan Kelam Hari Anak Nasional, Guru Pancal Murid Hingga Tersungkur

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 12 Agustus 2017 - 16:16 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kasus kekerasan guru terhadap murid terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat. Kali ini menimpa MA, murid kelas V SDN 1 Purbasari, Kecamatan Pangkalan Lada. Akibat tindakan sang guru, MA menderita sakit di dada.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Borneonews, MA dipancal (diterjang dengan menggunakan telapak kaki) pada punggung dan pinggang oleh salah seorang guru di SDN 1 Purbasari. Tidak hanya sekali, aksi guru berinisial R tersebut berlangsung sebanyak tiga kali hingga MA terjerembab ke tanah. Tidak puas, guru yang mengajar mata pelajaran olahraga itu kembali menempeleng kepala dan wajah MA beberapa kali.

Aksi tendangan kungfu sang guru terhadap MA dilakukan di hadapan murid lainnya dan tukang bangunan yang kebetulan sedang bekerja memperbaiki gedung sekolah.

Informasi yang beredar, guru R juga sempat mengancam MA untuk tidak menceritakan peristiwa itu kepada siapapun. Bila sampai ketahuan orang lain, MA akan dikeluarkan dari sekolah.

"Pengakuan MA tiga kali ia dipancal (tendang) oleh R hingga ndelongsor (tersungkur). Kemudian di tempeleng di kepala beberapa kali," kata sumber Borneonews, yang tidak mau dipublikasikan identitasnya, saat ditemui dikediamannya di Desa Purbasari, Sabtu (11/8/2017).

Aksi kekerasan terhadap MA baru diketahui oleh orang tua korban setelah peristiwa itu berlalu sekitar dua minggu. Itupun orang tua MA mengetahui dari kakak korban.

Saat Borneonews, menyambangi kediaman orang tua MA di Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, mereka membenarkan bahwa sang anak mendapat kekerasan dari guru olahraga berinisial R.

Bahkan orang tua MA pada Senin (7/8/2017), telah mendatangi pihak sekolah untuk menanyakan kebenaran peristiwa penganiayaan terhadap putra mereka.

Menurut orang tua MA, peristiwa penganiayaan tersebut bermula saat R menyuruh anak didiknya memindahkan tumpukan kayu bekas bangunan ke suatu tempat. R yang mempunyai suara serak lalu ditirukan MA dengan mengatakan, "Banyak banget kayunya (meniruk suara serak guru R)."

Ulah MA dianggap R melecehkan dirinya dan spontanitas menendang MA tiga kali hingga tersungkur dan menempeleng kepala MA berkali-kali. "Saya sudah ke sekolah dan meminta kepada R untuk tidak mengulangi perbuatannya, dan pihak sekolah sudah meminta maaf kepada saya," ungkap orang tua MA.

Menurut keterangan ibu MA, anaknya mengalami trauma dan mengeluhkan sakit pada bagian dada. Sejatinya pihak keluarga khawatir bila peristiwa itu sampai bocor, akibatnya akan berdampak pada anak mereka. "Takut nanti berimbas pada anak saya," kata orang tua MA. (KOKO SULISTYO/B-3)

Berita Terbaru