BORNEONEWS, Kuala Pembuang - Walaupun di sejumlah tempat akhir-akhir ini mulai datang hujan, namun di sejumlah tempat di Seruyan beda halnya. Warga di sejumlah desa di sana saat ini khawatir kesulitan air bersih karena dalam beberapa sepekan terakhir sama sekali tidak turun hujan.

"Kami khawatir sulit mendapat air bersih karena tidak ada hujan sumur kami jadi kering. Pengalaman tahun lalu saja, dampak kemarau banyak sumur yang mengalami kekeringan. Hingga warga desa pun banyak yang mengeluh," kata Imur, warga Desa Jahitan, Kecamatan Seruyan Hilir, di Kuala Pembuang, Kamis (2/11/2017).

Menurutnya, kemarau memberi dampak kesulitan yang sangat cukup dirasakan warga, khususnya bagi pelaku rumah tangga. Dimana warga kesulitan memperoleh pasokan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

"Alternatif yang biasa rutin saat dilakukan mengatasi ancaman air bersih itu, adalah dengan membuat subur bor bagi sebagian kecil warga desa," ujar Imur.

Beruntung lanjut dia, tiap tahun saat kemarau tiba, warga desa ada yang mau mendapat perolehan bantuan pasokan air bersih tiap harinya dari pihak perusahaan sawit yang beroperasi disekitaran desa.

"Bantuan air bersih perusahaan dibagikan secara merata berdasar kebutuhan warga rumah tangga yang memerlukan" jelasnya.

Kekhawatiran serupa juga dialami Madi, kepala rumah tangga yang berdiam di Desa Persil Raya Kuala Pembuang. Antisifasi kekhawatirkan yang dia lakukan adalah dengan rutin melakukan pengecekan terhadap operasional subut bor yang dibuat disekitar rumah.

"Kalau kita dari dulu tidak berlangganan supplai air PDAM, terpaksa membuat sumur bor. Itupun kadang sumur bor yang kita buat kadang tidak memperoleh sumber air. Karena susah ditebak keberadaan sumbernya. Kalau pun ada, air yang dihasilkan dari sumur bor yang dibuat sangat sedikit sekali.  (PARNEN/B-5)