Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Polemik Perusahaan Perkebunan Dijadikan Hutan Tanaman Rakyat, Kecamatan Minta Warga Diakomodasi

  • Oleh Naco
  • 16 Januari 2018 - 08:40 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Sejumlah lahan perkebunan milik PT Menteng Jaya Sawit Perdana (MJSP) di Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang masuk dalam kawasan hutan produksi dialihkan menjadi Hutan Tanaman Rakyat (HTR) menuai polemik. 

Agar permasalahan tidak berlarut, pihak Kecamatan setempat meminta semua warga diakomodasi dalam kelompok tani HTR tersebut.

"Kalau soal HTR sudah clear tampaknya, yang masih bergejolak urusan kelompok tani. Namun sampai saat ini masih berjalan," kata Plt Camat Mentaya Hilir Utara, Ady Candra MD Atuk, Selasa (16/1/2018).

Lanjut mantan Kasubag Bantuan Hukum dan HAM Setda Kotim itu, HTR dan kelompok yang ada di SK Menteri LHK sudah selesai, baik itu RKU dan RKT sudah ditandatangangi, namun yang mulai dipermasalahkan dalam kepengurusan kelompok itu sendiri.

Saat ditanya apakah benar dalam kepengurusan sedikit warga dilibatkan, Ady Candra belum tahu secara pasti. Karena itu ranah kelompok tani.

Namun, imbuh dia, protes yang dilakukan warga saat ini ia tidak menampik dari info yang didapat karena sedikit warga yang dilibatkan dan lebih banyak kepengurusan dari pihak kebun.

"Kalau kelompok, koperasi, kami tidak ikut campur tangan, kecuali diminta untuk mediasi," tegas Chandra.

Namun demikian camat menyarankan agar kelompok harus adil jangan sampai dua warga desa dari Bagendang Tengah dan Bagendang Permai tidak dimasukan namanya dalam keanggotaan

Polemik pengalihan perkebunan MJSP jadi HTR menuai polemik, setelah perkebunan mereka yang masuk kawasan hutan produksi menuai protes dari warga, selain saat ini di lahan itu masih tumbuh sawit dan belum diganti, warga juga protes dari sebagian besar warga hanya sekitar 10 persen saja warga yang dimasukan dalam kepengurusan dan anggota.

"Kalau jadi HTR secara otomatis sawit yang ada harus diganti," tandas Chandra. (NACO/B-5)

Berita Terbaru