Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jurnalistik Warga, Revolusi Cara Mengabarkan Informasi dan Peristiwa

  • Oleh Wahyu Krida
  • 24 Maret 2018 - 10:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sejak beberapa tahun lalu, terjadi sebuah perubahan dan revolusi dalam mengabarkan sebuah informasi dan peristiwa.

Edia Moralia, pemateri dalam pelatihan Jurnalistik Warga Untuk Pemula menjelaskan kapan hal tersebut terjadi.

"Citizen Journalism atau jurnalistik warga mulai berkembang saat terjadinya skandal antara Presiden AS Bill Clinton dan stafnya yaitu Monica Lewinsky. Saat itu si Monica menceritakan pada rekannya dan kemudian rekannya tersebut menceritakan pada seorang rekannya lagi yang akhirnya dituangkan dalam tulisan bersambung di sebuah blog," jelas Ediya dalam pelatihan jurnalistik di kampus Untama, Sabtu (24/3/2018).

Kemudian, lanjutnya, berbagai peristiwa besar yang terjadi juga disampaikan bukan oleh seorang wartawan melainkan dari warga.

"Contohnya video tsunami yang direkam oleh Cut Putri. Walau bukan wartawan, ia yang saat peristiwa terjadi sedang memegang sebuah handycam, merekam kedahsyatan bencana tsunami yang dirinya sendiri sedang terjebak di rumahnya," jelas Ediya dalam pelatihan yang digelar Universitas Antakusuma (Untama), Borneonews dan didukung oleh PT. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) itu.

Menurut Pemimpin Redaksi Borneonews.co.id itu, video yang direkam oleh Cut Putri tersebut viral saat diserahkan pada media elektronik dan seluruh dunia bisa mengetahui kedahsyatan bencana tersebut.

"Artinya, dalam semua peristiwa, kebanyakan warga-lah yang lebih mengetahui kejadiannya. Namun masih banyak yang belum mengetahui bagaimana cara mencari informasi dan menyampaikan kabar tersebut kepada publik secara baik dan benar," jelas Ediya.

Karena itulah, dalam pelatihan Jurnalistik Warga Untuk Pemula ini akan dipaparkan bagaimana dan apa yang harus dilakukan bila melihat sebuah peristiwa serta bagaimana cara menyampaikan kabar agar publik jelas menerima pesan.

"Karena saat ini di media sosial banyak orang yang menuliskan sebuah peristiwa yang terjadi di sekelilingnya, namun bahasanya masih membingungkan dan membuat pembaca salah persepsi. Pelatihan ini akan berkelanjutan dan peserta bisa saling berdiskusi melalui WA grup yang sengaja kita buat," pungkasnya. (WAHYU KRIDA/B-2)

Berita Terbaru