Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sawit Pioneer Pembangunan di Kalimantan Tengah

  • Oleh Ediya Moralia
  • 24 April 2018 - 15:40 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Habib H Said Ismail mengakui bahwa sektor kelapa sawit memberikan kontribusi besar bagi pembangunan nasional. Selain penyerapan tenaga kerja, pengembangan petani sebagai mitra, perkebunan kelapa sawit juga berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur di daerah.

"Dulu saya awal-awal tinggal di Kalteng, daerah Sampit, jalanannya jelek sekali dan rusak. Tapi setelah ada perkebunan kelapa sawit, sekarang jalannya bagus dan mulus. Terima kasih kepada sektor kelapa sawit," kata Said saat memberikan sambutan dalam Pelantikan Pengurus GAPKI Kalteng di Palangkaraya, Selasa (24/4). 

Said hadir mewakili Gubernur Kalteng Sugianto Sabran yang berhalangan hadir.

Said mengatakan, luas Provinsi Kalimantan Tengah satu setengah kali Pulau Jawa. Ada 13 kabupaten dan satu kota dengan total penduduk 2,6 juta jiwa. Tingkat kerapatan (density rate) di Kalimantan Tengah adalah 16 orang per kilometer.

"Perkebunan sawit sangat menunjang ekonomi Kalteng dan Indonesia. Terima kasih kepada pengusaha sawit yang berinvestasi di Kalteng," kata Said.

Said juga berharap semakin banyak perusahaan kelapa sawit yang menjadi anggota GAPKI. 

"Sampun pinten anggota nipun wonten Kalteng Wonten setunggal atus (Sudah berapa jumlah perusahaan anggota GAPKI di Kalteng Sudah ada 100 perusahaan" kata Said dengan Bahasa Jawa  kromo (halus) yang langsung disambut aplaus hadirin. 

"Daripada saya bicara Bahasa Dayak, tidak ada yang mengerti di sini," sambung Said dengan tersenyum. Hadirin kembali bertepuk tangan.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Joko Supriyono menKelapa sawit, sejak tahun lalu perekonomian negara Indonesia mungkin sudah bangkrut.

"Tahun lalu, surplus neraca perdagangan nasional tercatat mencapai USD 11 miliar. Dan sumbangan sawit terhadap neraca perdagangan tersebut mencapai USD 23 miliar. Jadi tanpa ada ekspor sawit, kita defisit USD 12 miliar," kata Joko.

Berita Terbaru