Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Eksistensi Perajin Atap Nipah Kuala Pembuang di Era Modern, Pernah Berada di Masa Keemasan

  • Oleh Fahrul Haidi
  • 28 April 2020 - 12:45 WIB

BORNEONEWS, Kuala Pembuang - Perkembangan zaman tak jarang menggerus kerajinan tangan yang menjadi usaha masyarakat. Tak sedikit juga perajin yang menjadikan karyanya untuk penghasilan sehari-hari, terpaksa gulung tikar. Tetapi ada yang tetap bertahan di tengah keterbatasan.

Seperti kerajinan atap nipah di Jalan Pattimura Kuala Pembuang. Di era sekarang ini, warga yang menggunakan atap nipah terbilang sedikit.  

Salasiu, salah satu perajin mengatakan, usaha atap nipah memang pernah berada di masa keemasan beberapa tahun silam. Kini bertolak belakang, pembeli tak seramai dulu lagi.

“Selain untuk atap rumah, petani biasa menggunakannya untuk menutupi atau memagari bibit tanaman yang baru disemai. Termasuk pondok petani di tengah persawahan masih mengunakan atap ini,” kata Salasiu, Selasa, 28 April 2020 .

Pembuatan atap daun nipah yang dilakukannya itu merupakan usaha turun temurun, sejak 30 tahun silam. Apalagi, tidak ada usaha lain yang bisa digelutinya.

Setiap harinya, dia bisa menghasilkan sekitar 100 lembar atap daun nipah. Untuk membantunya membuat atap ini, dia sering dibantu cucunya.

Atap nipah dijual dengan harga Rp 2.500 per lembar. Sedangkan bahan baku daun nipah dibeli seharga Rp 20 ribu per ikat, ditambah dengan bahan lain seperti batang bamban.

Meskipun hasilnya tidak seberapa. Salasiu  merasa senang menggeluti usaha ini. Sebab, ia masih bisa membeli berbagai keperluan sehari-hari. 

“Alhamdulilah, dari usaha turun temurun ini bisa untuk membeli keperluan sehari-hari di rumah, meskipun hasilnya tidak seberapa,” tuturnya. (FAHRUL/B-11)

Berita Terbaru