Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Setrum Bersih untuk Indonesia dan Dunia

  • Oleh ANTARA
  • 22 November 2021 - 19:35 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan pidatonya dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021 atau dikenal sebagai COP26 di Glasgow, Skotlandia, awal November lalu, mengumumkan komitmen negaranya untuk menangani perubahan iklim dunia.

Jokowi mengatakan bahwa Indonesia akan mengembangkan ekosistem mobil listrik, membangun pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Asia Tenggara, memanfaatkan energi baru terbarukan termasuk biofuel, serta mengembangkan industri berbasis energi bersih, termasuk membangun kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara.

Berbagi langkah dari sektor energi itu dilakukan untuk menekan laju emisi karbon yang dilepaskan ke udara.

Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon di sektor energi mencapai 314 juta ton setara karbon dioksida (CO2e) hingga 398 juta ton CO2e pada 2030. Namun, angka penurunan emisi itu justru baru mencapai 64,4 juta ton CO2e pada 2020.

Dari target penurunan emisi 314 juta ton CO2e dalam sembilan tahun ke depan, porsi 56 persen berasal dari penerapan energi baru terbarukan. Artinya, pemerintah perlu bekerja keras menurunkan emisi hingga lima kali lipat agar target tersebut bisa tercapai.

Program setrum bersih yang dijalankan itu tidak hanya demi Indonesia, tetapi juga untuk dunia agar lebih baik di masa depan.

Perusahaan yang menggarap bisnis setrum di Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau RUPTL untuk periode 2021-2030.

Peta jalan pengembangan dan pembangunan energi nasional itu disebut hijau karena menempatkan penambahan pembangkit setrum bersih yang mencapai 51,6 persen. Porsi ini lebih besar dibandingkan dengan penambahan pembangkit fosil yang hanya sebesar 48,4 persen.

Dari target penambahan pembangkit sebesar 40,6 gigawatt dalam waktu sembilan tahun ke depan, kapasitas pembangkit energi baru terbarukan mencapai 20,9 gigawatt dan kapasitas pembangkit energi fosil hanya sebesar 19,6 gigawatt.

Rincian tambahan 20,9 gigawatt energi baru terbarukan itu bersumber dari PLTA 10.391 megawatt, PLTP 3.355 megawatt, PLTS 4.680 megawatt, pembangkit energi baru terbarukan lain 1.487 megawatt, dan pembangkit energi baru terbarukan base load 1.010 megawatt.

Berita Terbaru