Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jiwa Besar Ksatria

  • 09 Februari 2016 - 19:24 WIB

SUDAH  bisa diprediksi dari awal, pesta demokrasi diKalimantan Tengah ini bakal riuh. Riuh dalam pengertian hiruk-pikuk, cenderungberaroma kekacauan.  Konotasi dan diksikata riuh, tentu berbeda dengan kata ramai dan meriah. Kata ramai dan meriahmerujuk pada suasana bangga dan suka-cita.

Riuhkonotasinya mengarah pada nuansa kisruh. Dan dari awal, saat pendaftaran saja,hal itu sudah terasa. Misalnya, munculnya  kasus pasangan calon yang menggunakan surat dukunganpartai yang ternyata palsu. Soal pasangan calon yang memalsukan surat dukungan partaiini berbuntut panjang. Sampailah soal ini ke pinalti atau hukuman DewanKehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). DKPP memerintahkan KPU untuk mencoretpasangan nomor urut 3.

Takberhenti di sini, buntut kasus ini sampai merembet ke Pengadilan PT-TUNJakarta. Hingga akhirnya ke ranah Mahkamah Agung (MA). Akibat dari persoalanini, Pemilihan Gubernur Kalteng ditunda. Kalteng tidak bisa ikut dalam pilkadasertentak tanggal 9 Desember 2015.

Pilkada Kaltengakhirnya diselelnggarakan  27 Januari2016.  Suasana terasa keruh, karenapasangan nomor urut 2 mengerahkan para pejabat dari Pusat dan daerah lain turunke Kalteng. Budiman Sujatmiko, yang anggota DPR-RI dari Fraksi PDIP bersama PjGubernur Kalteng mengumpulkan para Kepala Desa se-provinsi. Di hari yang samaSekda Provinsi Kalteng Siun Jarias mengumpulkan para kepala dinas dalam sebuahperhelatan yang dihadiri pasangan nomor urut 2.

Esokharinya, para pejabat seperti Bupati Kudus, Fungsionaris DPP PDIP Idham Samawidan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertandang  ke desa-desa di Kotawaringin Barat danLamandau.  

Aksi parapejabat ini menimbulkan keresahan tersendiri. Menciptakan luka di hati warga. Karenakegiatan itu mereka lakukan tiga hari sebelum hari H. Demikian pula GubernurGanjar, datang ke desa-desa dengan kedok arisan pada dua hari sebelum pencoblosan. Dan semua orang tahu, hari itu adalahhari terlarang untuk kampanye, provokasi, sosialisasi atau apapun dalihnya.

Pemungutansuara sudah terlaksana. Pleno rekapitulasi suara sudah paripurna. Pasangannomor urut 2, kembali bikin riuh alias kisruh. Memang, hak politik merekalahuntuk menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Tetapi jelas gugatan itumengada-ada. Karena selisih perolehan suara 3,05%, jauh di atas ambang batas/syaratsengketa, yakni 1,5 %.  

Tampaknya,pasangan nomor urut 2 yaitu Wllly M Yoseph dan Wahyudi K Anwar (Wibawa)  sungguh bernafsu untuk berkuasa. Pasangan itugelap mata, tak bisa menerima kekalahan  secara ksatria.   Takbisa dengan jiwa besar, berlapang dada dan legawa!

Berita Terbaru